JAKARTASATU.COM– Anggota Komisi VI DPR RI Mufti Anam mengungkapkan bahwa banyak karyawan Kereta Api Indonesia (KAI) yang tidak berani melakukan kritik. Karena, kalau mereka melakukan kritik, mereka langsung dipecat.
Bahkan kata Anam, mereka mau pamit, mau izin keluar saja, mereka tidak berani. Karena kalau mereka izin, berapa hari, mereka langsung dicoret.
“Dan sampayen tahu, Pak. Karena takutnya mereka, dengan otoriterisme yang terjadi di KAI, mereka kalau mau pamit ke luar, karena mereka tidak bisa makan—sampayen tahu, Pak, di situ ada keluhan masyarakat, itu mereka, untuk membeli makan saja loh, tidak bisa,” ungkap Mufti Anam ketika RDP dengan Dirut PT KAI, Dirut PT INKA, Dirut PT Pelni, dan Dirut Perum Damri, kemarin, Rabu (10/7/2024). Potongan video Anam terkait itu diunggah akun TikTok resmi DPR RI.
“Setelah kami scroll lebih dalam, kemudian kami speak up di media, banyak orang tanya kepada kami, banyak orang lingkungan internal KAI bilang kepada kami, memang dirut ini, di Pak Didi ini, memang sejak awal beliau berada di sini, ketika ada kritik, anak ini pertama dipindahkannya. Kemudian diberhentikan, Pak,” lanjut Anam mengungkap.
Dirut PT KAI dikesankan anti kritik terhadap anak buah atau karyawannya. Tapi ternyata, kesan itu juga menghinggapi anggota dewan lain, ketika mengkritik tetapi malah diserang oleh pihak-pihak tertentu, yang diduga orang-orangnya KAI.
“Dan kemudian, bahkan, jangankan itu, kawan kami tadi bilang, Bu Evita mohon maaf, beliau melakukan kritik dalam rangka perbaikan, dalam rangka fungsinya, beliau jadi DPR di tempat ini, Pak, dibuli, yang itu setelah kami cek, yang melakukan buli dan melakukan gerakan-gerakan negatif di medsos adalah orang yang digerakkan oleh KAI,” terangnya.
“Ini KAI gimana, sih? Kalau butuh duit ke negara. Tapi rakyat yang bernaung di dalamnya, kemerdekannya dicabut oleh KAI,” imbuh Anam. (RIS)