Humanisme Dalam Bejana

Oleh: Taufan S. Chandranegara, praktisi seni, penulis.

Transkrip sosialisme dari batas langit. Mungkin menjadi salah satu elemen demokrasi, muncul dari aklamasi kultur geobudaya. Menjadi senjata ampuh anti ketakutan bagi mazhab kapitalis pada sosok sosialisme sekaligus dihantui oleh si marxisme barangkali loh. Lantas paradoksal menuju langit maraklah dunia para isme.

Perayaan demokrasi menuju angkasa dikumandangkan Cleisthenes pada era 508-507 SM, di kurun waktu zaman sejak era sejarah negara tradisi-monarki, menuju negara republik-demokrasi. Inteligensi berkembang dalam etos politik strategis di manapun. Pola perdagangan tak perlu rasisme politik dagang. Barangkali sekarang sudah terkikis si rasisme itu. Meski cuaca perang masih menggema di benua jauh.

Pertanyaan merupakan

pemberdayaan angan-angan

telah dicuri kaum plagiat

setan berbulu serigala.

Oh, biarkan saja, kata

dewi rembulan sebab angan

kadang berpaling membuang

mukanya ke lain harapan.

Konsep, ide dalam etika suatu negara. Menuju pada satu suara komitmen idealisme kenegaraan. Awal dari pemikiran negara dalam teori sangat luas. Melihat negara dari batas horizon pemikiran Plato, Montesquieu, Niccol Machiavelli, sampai dengan Immanuel Kant, saja. Esensial, bahwa negara adalah rakyat. Rakyat adalah negara.

Deskripsi pemikiran tentang negara terus bergulir, dipelajari oleh zaman. Manifestasi sejarah itu menjadi teori dasar berfikir. Menemukan momentum negara ideal dalam struktur azas hukum lampau hingga terkini. Proses argumentasi dicatat sejarah, untuk diketahui generasi di waktu zaman berbeda-beda.

Permainan tergantung pelempar dadu

kapan waktu terserah siapa pembeli

termahal mampu menebak jumlah

digit kolaborasi kooperasi korporasi.

Lantas politisasi abal-abal membeli

topeng mainan ikut arak-arakan

bersuara paling lantang, bernyanyi

paling sumbang dengan partitur.

Jika menilik pada seni perdagangan kapitalistik, tak peduli demi edukasi publik atau apapun, jika tak menguntungkan majikan korporasi, maka ditutuplah sebuah perseroan usaha dagang itu, tak peduli apakah itu media atau toko swalayan, dengan catatan kaki tak memenuhi standar kelayakan keuntungan.

Kini sebut saja era geokultur global. Kadang-kadang demokrasi diselewengkan oleh negara otoriter diktator, kalau masih ada. Lantas fungsi rakyat sangat fundamental di isme demokrasi, diremehkan, dianggap sudah diwakili oleh parlemen. Apakah keputusan parlemen selalu seratus persen mewakili keinginan publik.

Coliseum di kuasai para

gladiator opini, menulis

asumsi deskripsi tergantung

nilai tawar menawar.

Siapa takut. Kalaulah dijual

wajib dibeli, jangan keroyokan

dalam nada kaleng rombeng

sekadar berisik di angkasa maya.

Wacana etika politik partisan memberi isyarat asap indian, meski di titik tertentu dapat dikebiri, semisal runtuhnya kepercayaan rakyat akibat korupsi masih menjadi primadona. Memicu bara menggesek konflik, terjadi pada Hosni Mubarak, mantan presiden Mesir, dilengserkan rakyat oleh pola demokrasi.

Muncul pola politik baru strategis digelar. Guna mengembalikan kepercayaan rakyat. Konsep pola politik baru berjalan sebagaimana mestinya menumbuhkan iklim perdagangan untuk ekonomi rakyat, setelah gundah gulana sejenak akibat trauma konflik-invasi militer, misalnya, kepentingan politik atas nama negara demokrasi.

Para isme bagai kuda pacuan

murah dibeli majikan oportunis

lantas mencoba membakar langit

dengan segala upaya batuk rejan.

Politik dagang sapi populer

dikalangan calo adonan baru

siapa mau silakan pilih

keterampilan sesuai tampilan.

Masih ada pertikaian, diantara bangsa-bangsa, perang panas dingin di benua sana, berlomba unjuk senjata modern. Apa sesungguhnya kehendak kekuasaan, dari suatu pemerintahan. Perdamaian bagi bangsa atau pembunuhan pada hak-hak kemanusiaan. Jika konflik, antar bangsa-bangsa memicu tragedi kemanusiaan di benua mana pun.

Ke mana arah, tujuan hidup telah disepakati. Ketika pemimpin sebuah bangsa telah terpilih, sebagai pemegang mandat rakyat di era isme-demokrasi. Barangkali pertanyaan saja tidak cukup. Jika melihat kurun waktu sejarah bangsa-bangsa dari abad di masa kekuasaan imperium monarki Roma, dicatat sejarah. Mampu memperbudak, membunuh sesama dalam kedok istilah keren.; Gladiator.

Tak perduli jadi kacung kapitalis

terpenting duduk di sofa hipokrisi

setara pamajikan duli tuanku

obral besar omong besar

Promo aksi obat anti nyamuk

sekaligus penyembuh gatal-gatal

berdatangan para rayap dalam

antrian lagu nina bobok

Seakan-akan kekuasaan manusia lebih hebat dari Sang Pencipta, maka penampakan diktum kekuasaan terlihat melewati batas hukum humanisme dari langit. Maka kekuasaan monorel manusia sebagai diktator-isme, monarki absolut duduk di singgasana, penentu hidup mati nasib kemanusiaan di kala masa sejarah lampau.

Bagaimana dengan demokrasi modern kini, lahir dari geobudaya dunia. Mampukah menciptakan perdamaian dunia. Disisi lain di antara negara anggota Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) berlomba-lomba bikin senjata modern nuklir, demi satu alasan kemajuan ilmu, teknologi persenjataan modern demi keamanan dunia, konon.

Aklamasi alih-alih kemanusiaan

namun tak mampu membaca cuaca

sebab langit di anggap tak ada

terperosok sembelit masuk angin.

Tak pernah selesai sejumlah

masakan di dapur tertutup

dari menu daur ulang

nongol berkacamata hitam.

Naif kadang diperlukan, hal itu mungkin mampu jadi kontrol sosial ketika kehendak damai bagi jiwa individu ke publik menempuh cita-cita kemaslahatan hidup. Terlihat pelajaran berdamai dengan nurani. Sebuah pencarian pengetahuan tanpa henti, setidaknya, mungkin mampu meredam konflik kepentingan di tengah proses belajar bersama menuju perdamaian dunia ke eskalasi humanisme. Menuju kesetaraan kehidupan demokrasi. Meski tampaknya masih terus sebagai sebuah pelajaran.

Hampir setiap waktu. Dari masa kecil hingga dewasa, pada umumnya, manusia diberi ajaran oleh moral lingkungan untuk senantiasa berbuat baik. Seperti tertulis di kitab-kitab suci kemaslahatan akal budi manusia, sebagai ilmu pengetahuan untuk hidup bersama di planet dunia, memberi tolok ukur kebaktian pada hakikat kebaikan di kebenaran.

Sudahkan sarapan sebelum kerja

kalau sudah buatlah roti panggang

boleh dengan keju atau coklat

untuk bekal makan siang.

Jangan lupa gosok gigi agar ucapan

sejalan dengan hati nurani, jangan

menadahkan tangan menunggu iuran

perdamaian lari lewat pintu belakang.

Kadang-kadang ada pertanyaan kepada alam raya. Untuk apa kehadiran makhluk manusia di planet bumi. Jika masih ada pertikaian atas nama sebuah isme. Apakah karena manusia tak mampu mengendalikan kehendak negatif, berbanding lurus dengan positif. Meski akhirnya pilihan kembali pada nurani bening.

***

Jakartasatu Indonesia, Juli 21, 2024.


Salam NKRI Pancasila. Banyak kebaikan setiap hari.