Ilustrasi AI | WAW
Ilustrasi AI | WAW
JAKARTASATU.COM – Di antara 37 provinsi yang akan menggelar Pilkada Serentak November nanti, Jakarta adalah salah satunya. Warga di wilayah dengan jumlah penduduk sekitar 10 juta jiwa dengan anggaran hampir Rp. 80 triliun ini akan memilih kembali gubernur dan wakil gubernurnya.
Dulu pada Pilkada Jakarta 2017, terjadi polarisasi antara pendukung Anies Baswedan dengan pendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Para pendukung Anies Baswedan bahkan menggelar Aksi 212 untuk memprotes Gubernur Ahok yang dituduh melakukan penistaan agama. Akhirnya, Ahok masuk penjara dan Anies menjadi Gubernur.
Akankah pada Pilkada 2024 ini terjadi ‘re-match’ antara Anies vs Ahok? Atau justru akan muncul kuda hitam yang berpotensi mengubah peta elektoral?
Survei Indikator Politik Indonesia yang dilaksanakan 18-26 Juni lalu mencoba menjawab pertanyaan tersebut. Survei tersebut menanyakan preferensi pemilih warga Jakarta jika Pemilihan Gubernur Jakarta diadakan saat survei dilakukan. Survei juga menanyakan faktor-faktor yang berhubungan dengan preferensi, seperti tingkat pengetahuan dan afeksi warga terhadap nama-nama bakal calon yang beredar, sosialisasi media, dan sosio-demografi.
Survei Indikator Politik Indonesia
Survei Indikator Politik Indonesia
Temuannya adalah memang jika pemilihan diadakan saat survei dilaknakan, secara spontan pada simulasi Top Of Mind, Anies Baswedan paling banyak disebut 39.7%, kemudian Basuki Tjahja Purnama (Ahok) 23.8%, dan Ridwan Kamil 13.1%, nama lain jauh lebih rendah. Belum menentukan pilihan 16.1%.
Ketika dilakukan simulasi daftar 42 nama semi terbuka, tetap Anies Baswedan 41.7% yang paling banyak dipilih,disusul Basuki Tjahja Purnama (Ahok) 27.0%, Ridwan Kamil 15.4%. Adapun nama-nama lain jauh mendapatkan lebih rendah dan ada 4.8% yang belum menjawab.
Selanjutnya pada simulasi 16 nama kandidat hingga head to head, ternyata nama Anies Baswedan tetap konsisten unggul signifikan atas calon lainnya. Dan hingga sejauh ini, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) merupakan pesaing terkuat, baru kemudian disusul Ridwan Kamil.
Supremasi Anies dan Ahok di atas bisa dimengerti karena memang saat ini popularitas mereka mencapai angka yang tinggi. Anies Baswedan memiliki tingkat popularitas yang paling tinggi (99.2%), dibanding calon lainnya, selanjutnya Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) (99.1%), dan Ridwan Kamil (95.4%).
Survei Indikator Politik Indonesia
Survei Indikator Politik Indonesia
Adapun dari besarnya jumlah yang mengenal calon di atas, terdapat tingkat kedisukaan terhadap Anies Baswedan 71.5%, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) 72%, Ridwan Kamil 80.1%.
Tak bisa dipungkiri bahwa dari tiga nama Utama tersebut, tampak masing-masing memiliki popularitas atau kedikenalan yang sudah optimal, sehingga tidak banyak celah untuk meningkatkan basis elektoral melalui tingkat kedikenalan.
Bahkan hingga sejauh ini temuan survei Indikator di atas menunjukkan bahwa Anies Baswedan terlihat paling banyak menjangkau warga melalui berbagai saluran sosialisasi, ini juga menjelaskan mengapa hingga sejauh ini dukungannya paling besar. |WAW-JAKSAT