Pengamat Pendidikan Darmanigtyas Merekomendasikan Penghapusan Seleksi Jalur Mandiri PTN di Indonesia

JAKARTASATU.COM Media sosial X diramaikan dengan dugaan kecurangan peserta Seleksi Masuk Universitas Indonesia (Simak UI) yang dilaksanakan online. Pasalnya, ada peserta yang diduga menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk mengerjakan soal.

Pembicaraan itu muncul usai sejumlah warganet mendapati foto tangkapan layar yang menampilkan wajah peserta, lengkap dengan nama dan soal ujian di laman studyx.ai. Hal ini telah membuat Pengamat Pendidikan.

Terkait hal tersebut Darmaningtyas melakukan Jumpa Pers di Bangi Kopitiam Pasar Minggu pada Rabu sore, 31 Juli 2024.

Dalam jumpa persnya, Darmaningtyas menyadari, studyx.ai ini merupakan laman yang kerap digunakan oleh pelajar untuk bertanya kepada sesama pengguna atau AI untuk memecahkan sebuah soal.

Ia menuturkan StudyX adalah aplikasi berbasis AI yang berfungsi membantu dalam mengerjakan soal pelajaran. Platform ini didukung oleh teknologi GPT-4, GPT-4 Turbo, Bard, dan model AI lainnya. StudyX mencatat telah memiliki 200 ribu pengguna, 500 ahli, 30 teman AI, dan 74 juta jawaban komunitas, termasuk The University of Chicago, Berkeley University of California, The university of Manchester, dan London School of Economics and Political Science.

“Sudah kepalang basah, ada indikasi seorang siswa dinyatakan lolos sebagai calon manasiswa baru Kelas Khusus Internasional (KKI) Fakultas Kedokteran (FK) dengan bantuan Teknologi AI ini,” ujar Darmaningtyas.

“Netizen di media sosial X pun ramai mengkritisi camaba tersebut. Mereka menilai bahwa perbuatan itu tidak adil dan berharap pihak universitas bisa mendiskualifikasi kelolosan camaba yang menggunakan AI itu,” tambah dia.

Darmaningtyas mengungkapkan sebagian juga ada yang protes soal metode online yang digunakan SIMAK UI dalam proses penyeleksian. Seleksi SIMAK UI sendiri dilakukan dengan metode daring (online) dengan kondisi webcam menyala.

“Namun, hal ini dianggap tak cukup untuk mampu monitoring indikasi kecurangan yang memanfaatkan teknologi AI dalam menjawab soal-soal SIMAK UI,” jelasnya.

Penerimaan mahasiswa baru perguruan tinggi negeri lewat jalur mandiri ini dinilai sudah seharusnya dievaluasi secara serius.

Praktisi pendidikan Darmaningtyas mengungkapkan, penerimaan mahasiswa jalur mandiri ini tidak masalah untuk dihapus. Melihat, dua jalur seleksi secara nasional (SNMPTN dan SBMPTN) sudah memadai dan lebih obyektif. Pembayaran kuliah tetap bisa mengacu pada UKT yang levelnya ditetapkan dari terendah sampai tertinggi sesuai dengan kemampuan ekonomi mahasiswa.

Bagi Darmaningtyas, penerimaan mahasiswa ini, meskipun dikatakan tetap mengutamakan kemampuan akademik, tetap saja di jalur mandiri itu lebih mengutamakan calon mahasiswa yang sanggup membayar uang pangkal lebih tinggi. Memang ada dari calon mahasiswa tidak mampu, tapi jumlahnya cuma sedikit. Jalur mandiri lebih membuka ruang untuk kelompok kaya. Inilah cara mudah untuk komersialisasi pendidikan.

Darmaningtyas mengatakan, kesempatan korupsi itu sekarang terbuka lebar melalui PMB jalur mandiri yang sejak awal dirancang sebagai media PMB berdasarkan kemampuan membayar calon mahasiswa.

Saat membahas RUU Pendidikan Tinggi, Darmaningtyas mengusulkan agar ayat yang mengatur penerimaan mahasiswa baru melalui jalur mandiri ini dihapus.

“Selama PMB melalui jalur mandiri itu masih dipertahankan, selama itu pula celah untuk melakukan korupsi di dunia pendidikan tinggi, terutama saat PMB, amat besar,” tandasnya.

Darmaningtyas berkeyakinan, kalau mau menghilangkan celah korupsi di PTN, program PMB jalur mandiri itu mutlak harus dihapuskan. Itulah sumber korupsi yang paling mudah dimainkan oleh para pemimpin di PTN. Darmaningtyas juga menyoroti response Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menggelar inspeksi mendadak (Sidak) ke dua perguruan tinggi di Jawa Tengah dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) pada Selasa, 30 Juli 2024 lalu.

Dalam pamungkas jumpa persnya, Darmaningtyas menyarankan agar seluruh pelaku pendidikan, baik itu di level pendidikan dasar, menengah, hingga perguruan tinggi, agar lebih mengutamakan kualitas pendidikan, bukan malah lebih melakukan kapitalisasi pendidikan.

Lanjutnta, bagaimanapun, jalur Mandiri PTN adalah bagian dari proses Kapitalisasi Pendidikan. Hikmahnya, fenomena buruk artifisial intelijen dalam ujian masuk PTN ini telah membuat beberapa sekolah unggul di Indonesia melakukan upaya investigasi yang menyeluruh tentang duduk perkara masalah AI ini, khususnya terhadap siswa-siswinya sendiri.

“Harapannya, berbagai sekolah unggul di Jabodetabek dan Indonesia seluruhnya akan terus berkomitmen untuk menjunjung tinggi kejujuran, disiplin, tanggungjawab, bagi proses pendidikan yang berkeadilan sosial di seluruh Indonesia,” pungkasnya. (Yoss)