Jokowi Minta Maaf ke Publik, KH Mohammad Rosyad: Permohonan Maaf Harus Ada Bukti Kesungguhan
JAKARTASATU.COM— Presiden Joko Widodo ucapkan permintaan maaf kepada publik disampaikan dalam acara Zikir dan Doa Kebangsaan 79 Tahun Indonesia Merdeka di halaman depan Istana Merdeka pada Kamis,1 Agustus 2024 malam. Jokowi tidak menyebut terkait hal apa dalam permohonan maafnya.
Ketua Majelis Kajian dan Pengembangan Dakwah Jakarta Mohammad Rosyad, M.Si menanggapi apa yang sedang menjadi topik hangat di publik terkait permohonan maaf Presiden Joko Widodo tersebut.
“Ketua Majelis Kajian dan Pengembangan Dakwah Jakarta Mohammad Rosyad, menyampaikan maaf itu ada harus dinyatakan secara jelas sebagai bukti kesungguhan,” kata KH Mohammad Rosyad saat dihubungi Wartawan Jakartasatu.com, Sabtu (3/8/2024)
Mohammad Rosyad mengutip hadits mencontohkan Syarat meminta maaf yakni:
Pertama, menyesal telah melakukan kesalahan . Orang beriman tidak menikmati kesalahan yang dilakukannya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya seorang mukmin (ketika) ia melihat dosa-dosanya, adalah seperti (ketika) ia duduk di lereng sebuah gunung, dan ia sangat khawatir gunung itu akan menimpanya. Sedangkan seorang fajir (orang yang selalu berbuat dosa), ketika ia melihat dosa-dosanya adalah seperti ia melihat seekor lalat yang hinggap di batang hidungnya, kemudian ia mengusirnya seperti ini lalu terbang (ia menganggap remeh dosa).” (HR. Bukhari).
“Kalau meminta maaf sambil cengar cengir, dipertanyakan apakah tulus atau basa- basi,” jelas Rosyad.
Kemudian kedua lanjut Rosyad, segera setelah melakukan kesalahan. Rasulullah shallallahualaihiwasallam: ‘Barang siapa pernah melakukan kezaliman terhadap saudaranya, baik menyangkut kehormatannya atau sesuatu yang lain, maka hendaklah ia minta dihalalkan darinya hari ini, sebelum dinar dan dirham tidak berguna lagi.
“Artinya tidak harus ditunggu sampai waktu tertentu. Sehingga ketika meminta maaf, orang yang akan memberi maaf tahu sebesar apa kesalahannya. Kalau ditumpuk menjadi tidak jelas kesalahan mana yang akan dimaafkan,” papar Rosyad.
Lebih lanjut yang ketiga, menurut Rosyad Menutupi kesalahan dengan berbuat kebaikan yang bermanfaat.
Rosyad mengambil apa yang Abu Dzar radiyallahu ‘anhu katakan; Suatu ketika aku berkata kepada baginda Rasulullah SAW; Ya Rasulullah, nasihatilah aku!
Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda; “Takutlah kepada Allah SubhanahuwaTa’ala. Apabila kamu melakukan keburukan, bersegeralah melakukan kebaikan, agar menjadi pengimbang dan keburukan itu akan terhapus.
Yang keempat, hendaknya bertekad tidak mengulang kembali. Allah berfirman: ….”Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.”(QS Ali Imron 135).
“Dalam pandangan Islam sebagaimana diajarkan Rasulullah disabdakan dalam hadits, usai melakukan keburukan maka untuk bersegera melakukan kebaikan, perubahan ke arah kebaikan dan kemaslahatan,” tutupnya. (Yoss)