Hasto: Demokrasi Dikebiri Tapi Banyak Yang Diam
JAKARTASATU.COM— Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengungkapkan bahwa cerita perwayangan banyak mengajarkan tentang nilai-nilai kehidupan bagi manusia. Hal itu disampaikan dalam sambutan pembuka pertunjukan wayang dengan Lakon ‘Sumatri Ngenger’ dalam rangka peringatan 28 tahun peristiwa Kudatuli di Halaman Masjid At Taufiq, depan Sekolah Partai DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Sabtu (3/8/2024).
Hasto menceritakan tokoh perwayangan Kumbokarno terdiam ketika bala tentara Rama menyerang negeri. Tetapi, melihat semua itu dirinya tergerak untuk melawan meski hatinya bersedih harus melawan Rama.
“Maka dengan alasan patriotisme, Kumbokarno ini turun gunung kemudian berjuang melawan Rama. Tetapi hatinya menangis, berperang sambil menangis karena dia tahu bahwa Rama itu benar,” kata Hasto.
Hasto pun mengulas perjalanan sosok Kumbokarno yang akhirnya meninggal dunia tetapi tidak segera masuk surga.
Lalu, Kumbokarno bertanya hidupnya tidak pernah berbuat dosa, sebab bertapa di atas puncak gunung dan tidak pernah berbuat dosa.
Pada akhirnya, kata Hasto, Kumbokarno Luntuk masuk surga harus menunggu adiknya yang bernasib sama bernama Gunawan Wibisono.
Kemudian Hasto sebut seperti kondisi saat ini dimana banyak orang melihat adanya ketidakadilan serta keangkaramurkaan.
Bahkan, Hasto menyinggung bagaimana demokrasi saat ini telah dikebiri namun banyak orang yang memilih diam melihat kejadian itu.
“Bagaimana demokrasi dikebiri, bangak yang diam, demokrasi yang seharusnya untuk rakyat diselewengkan. Banyak yang diam yang kemudian bertindak seperti sosok Kumbokarno ini. Yang tidak berbuat apa-apa ketika negerinya diserang oleh bala tentara Rama yang sebenarnya memperjuangkan kebenaran,” kata Hasto.