ADA APA ANTARA PANSUS HAJI DENGAN KETUM PBNU?

Oleh Gus Aam Wahib Wahab
Ketum Khitthah Ulama Nahdliyin, Cucu Pendiri NU KH Abdul Wahab Hasbullah, Putera Mantan Menteri Agama RI KHM Wahib Wahab.

Sejarah singkat lahirnya Nahdlatul Ulama ( NU )

Jam’iyah / Organisasi Nahdlatul Ulama ( NU ) didirikan oleh Ulama besar yang tidak diragukan lagi kedalaman ilmunya dan kesalihan perilakunya, dengan penuh kesungguhan  dan sakral. Proses berdirinya pun menunggu konfirmasi atau petunjuk dari Allah SWT yang dilakukan oleh Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari dan KH Abdul Wahab Hasbullah, yang kemudian ditandai dengan dikirimnya sebuah tongkat, seuntai tasbih, dan seperangkat ayat suci Al Qur’an serta  asma’ul husna  oleh seorang kurir santri yg Kemudian dikenal dengan nama KH Rd As’ad Syamsul Arifin, Asembagus Situbondo kepada KH Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang, atas  perintah ulama besar Waliyullah Syaikhona Muhammad Cholil Bangkalan Madura.

Proses Turunnya konfirmasi

Proses gurunya konfirmasi atau petunjuk dari Allah SWT cukup memakan waktu lama. Tercatat dalam sejarah berdirinya NU, KH Abdul Wahab Hasbullah telah mengusulkan kepada KH Hasyim Asy’ari ( Guru sekaligus sepupu beliau ) untuk mendirikan Jam’iyah Ulama pada tahun 1916. Tapi oleh Sang Guru baru diterima dan diwujudkan 10 tahun kemudian yaitu  tahun 1926, setelah melalui proses istikharah yang cukup panjang.

Jam’iyah/Organisasi NU

Dari perspektif Negara, NU adalah Jam’iyah atau Organisasi Keagamaan  Yang seharusnya, Istiqomah, konsisten menjaga dan memelihara nilai-nilai agama, moral, etika dan budaya yang hidup di masyarakat, serta menjunjung tinggi kesetiakawanan sosial, memperkuat kesatuan dan persatuan Bangsa guna mewujudkan tujuan Negara.

Sudah jelas dan terang benderang bahwa NU adalah Jam’iyah atau Organisasi Keagamaan. Bukan Organisasi Keluarga. Yang pemimpinnya seperti memimpin keluarga atau rumah tangga.

Yang akan saya bahas saat ini ADA APA ANTARA PANSUS HAJI DENGAN KETUM PBNU

Sebenarnya Konflik PBNU dan PKB sudah dimulai dan memanas pada saat Pilpres 2024 lalu karena dukungan politik yang berbeda.

Konflik keduanya semakin meruncing, karena KH Yahya Cholil Staquf Ketum PBNU tidak terima dan menolak pembentukan Pansus Angket Haji DPRRI untuk mengusut dugaan permasalahan dan indikasi korupsi penyelenggaraan haji 2024 oleh Kementerian Agama yang dipimpin oleh adik kandungnya Yaqut Cholil Qoumas.

KH Yahya Cholil Staquf menilai pembentukan Pansus Haji diinisiasi dan disahkan oleh Muhaimin Iskandar Ketum PKB yang juga Wakil Ketua DPRRI sebagai usaha untuk menyerang dirinya.

Penilaian KH Yahya Cholil Staquf ini karena Menteri Agama adalah adik kandungnya. Maka Pansus Angket Haji DPRRI yang disahkan Muhaimin Iskandar kepada Menteri Agama, dinilai secara langsung sebagai upaya PKB dan Muhaimin Iskandar menyerang dirinya dan PBNU lewat DPRRI.

Bagi saya Penilaian dan kecurigaan yang tidak masuk akal, seolah sengaja dibuat  untuk menghambat kinerja Pansus Haji DPR-RI mengusut tuntas persoalan pelaksanaan haji 2024 oleh Kemenag.

Masalah Pansus haji DPR-RI adalah persoalan kelembagaan terkait yang ditindak lanjuti DPR RI untuk meminta pertanggung jawaban kinerja Menteri Agama RI.

Pansus Angket Haji dibentuk oleh DPR-RI untuk menyelesaikan seluruh permasalahan pelaksanaan  haji 2024 yang carut marut.

Sebagai langkah evaluasi untuk membenahi pelaksanaan haji ke depan. Biarkanlah Pansus Haji bekerja secara profesional demi kebaikan bersama, Kinerja Pansus haji DPRRI wajib kita dukung.

Maka sikap dari KH Yahya Cholil Staquf yang menyatakan : Pansus Haji adalah politisasi Muhaimin Iskandar dan PKB untuk menyerang adik kandungnya sebagai Menteri Agama dan secara tidak langsung menyerang dirinya dan PBNU. Kalimat yang tidak bisa dibenarkan.

Inti dari Pembentukan Pansus Haji DPR-RI semata-mata untuk melindungi kepentingan negara dan masyarakat luas. Pansus Haji adalah hasil kesepakatan seluruh fraksi di DPR-RI.

Jadi tidak ada urusan antara Pansus Haji dengan sentimen Muhaimin Iskandar mewakili PKB terhadap KH Yahya Cholil Staquf dan juga PBNU

Jangan campuri masalah Pansus Haji. Karena dapat menghambat mengganggu kinerja Pansus Haji DPRRI dalam mengusut tuntas dugaan penyalahgunaan kewenangan, pelanggaran prosedur dan hukum serta indikasi korupsi yang dilakukan Kementerian Agama dalam pelaksanaan haji 2024.

Konflik Pribadi antara KH Yahya Cholil Staquf Ketum PBNU dengan Muhaimim Iskandar Ketum PKB diselesaikan secara intern, dewasa dan kekeluargaan.

Terus terang seluruh Umat Islam pada umumnya dan khususnya warga NU dibuat malu jadi tontonan banyak orang sampai dunia international.

Saya ingin menghimbau kepada seluruh pimpinan PBNU dan jajarannya menjaga marwah, martabat NU dan mengedepankan kepentingan negara dan masyarakat luas ( Pansus Haji ) untuk mengawal kinerja Pansus Haji DPR-RI.

Saya bukan membela Muhaimin Iskandar  ataupun PKB namun sikap KH Yahya Cholil Staquf yang berencana membentuk tim lima PBNU untuk merebut kembali PKB ke pemilik PBNU adalah dramatisasi cenderung tidak dewasa.

Bahwa hubungan PBNU dan PKB itu sebatas hubungan aspiratif, historis dan kultural bukan hubungan Struktural. Ada batasan kewenangan, tugas, tanggung jawab,  fungsi dan peran.

PBNU tidak boleh memaksa diri untuk mengintervensi mengendalikan PKB. Harusnya baik PBNU  maupun PKB bekerjasama dengan sebaik-baiknya, secara bersama-sama membesarkan NU. PB-NU tetap fokus pada persoalan keagamaan dan keumatan. Sementara PKB fokus pada persoalan Politik.

Dan yang lebih penting harusnya PBNU fokus pada permasalahan Agama, Bangsa dan Negara diantaranya : Masalah Nasab Ba Alwi ( Habaib ) yang sampai saat ini menjadi pembicaraan heboh di medsos. Dan permasalahan ini menimbulkan kegaduhan keresahan dan kemarahan berbagai pihak. Yang pada akhirnya menimbulkan perpecahan
adu domba antara kalangan Habaib dan Kyai.

Gus Aam Wahib Wahab.