Foto: karya-karya di pameran NEO Gallery, Jakarta

JAKARTASATU.COM– Grand opening “Speaking The Unspeakable” di NEO Gallery, Jakarta, tadi malam, Selasa (6/8/2024), cukup menarik perhatian banyak pihak seniman dan masyarakat pecinta seni. Terbukti hampir ratusan orang antusias menghadiri grand opening tersebut, ketika jakartasatu.com turut andil menghadirinya. Bahkan saking antusiasnya, belum dibuka resmi, pecinta seni sudah ada yang berada dalam ruang pameran.

Speaking The Unspeakable sendiri, menurut Pemilik NEO Gallery Randy Oenardi Raharjo untuk mengajak penikmat seni melakukan pengembaraan batin melalui karya-karya yang ditampilkannya.

“Pameran Speaking the Uspeakable adalah upaya kami menghadirkan kurasi terbaik karya seniman kontemporer, yang kali ini bersentuhan dengan perspektif psikoanalisa dan kaitannya dengan seni, yang mengungkap pengalaman-pengalaman tak terkatakan sang seniman,” katanya.

Dia juga menyebut sebagai berupaya menghadirkan sesuatu yang baru dan membeda.

“Pameran Speaking the Uspeakable adalah upaya kita menghadirkan kurasi terbaik karya seniman kontemporer, yang kali ini bersentuhan dengan perspektif psikoanalisa dan kaitannya dengan seni, yang mengungkap pengalaman-pengalam tak terkatakan sang seniman,” katanya lagi.

Randy juga menyampaikan bahwa NEO Gallery sangat terbuka bekerja sama dengan seniman, kolektor, dan seluruh pemangku kepentingan dalam dunia seni rupa Indonesia dengan kemitraan yang terbuka di masa-masa mendatang, untuk memamerkan seniman terbaik, baik melalui pameran solo dan bersama namun tetap menjaga kualitas.

NEO Gallery memamerkan sejumlah seniman senior dan yunior yang memanggungkan narasi pengembaraan batin. Fase penciptaan karya, bagi seniman adalah yang paling penting dengan mewakilkan sejumlah simbol-simbol dan teks visual paling intim milik mereka.

Ada 22 orang yang terpilih dalam proses kurasi, yang mana seniman-seniman itu mencoba memaparkan amunisi estetiknya lewat gambaran pengalaman unik ambang bawah sadarnya.

Adapun beberapa seniman kenamaan asal Indonesia yang terpiilih itu di antaranya Anagard, Arahmaiani, Asmujo Jono Irianto, Bestrizal Besta, Dedy Sufriadi, Diyanto, Entang Wiharso, Haris Purnomo, Hedi Hariyanto, Heri Dono, Irina dan Andrea, Ismanto Wahyudi, Oky Rey Montha, Hasan, Kukuh Nuswantoro, Ronald Manullang, Rudi Hendriatno, Nindityo Adipurnomo, Taufik Ermas, Teguh Ostenrik, Tenesse Caroline, Yani Mariani.

Bambang Asrini Widjanarko, selalu Kurator menjelaskan bahwa seniman-seniman di atas, yang bekerja secara kolaboratif pun yang individual, yang sudah senior, madya serta yang masih meniti karir awal, menawarkan berbagai ekspresi seni.

“Seperti pilihan menggunakan visualisasi secara puitik, mewakilkan sosok-sosok figuratif, bernarasi penjelajahan kekacauan visual, juga yang memancarkan euphoria-kegembiraan bahkan sampai yang tak terindera dengan corak abstraktif,” katanya.

“Yang menjadi lebih unik, eksibisi seni ini menampilkan karya kolaborasi seniman senior Arahmaiani dan seniman street Art Anagard yang memanggungkan huruf Arab Pegon berjuluk I Love You. Saat sama di fasad Galeri Neo tertera teks puitik tentang idealisasi seniman tentang dirinya dan relasinya dengan orang lain, lewat puisi Chairil Anwar yang tertera di dinding serta patung kontemplatif milik perupa dan kurator Asmujo Jono Irianto,” Bambang menambahkan.

Hal cukup menarik, eksibisi seni ini menampilkan karya kolaborasi seniman senior Arahmaiani dan seniman street Art Anagard yang memanggungkan huruf Arab Pegon berjuluk I Love You.

Saat sama di fasad NEO Gallery tertera teks puitik tentang idealisasi seniman tentang dirinya dan relasinya dengan orang lain, lewat pusi Chairil Anwar yang tertera di dinding serta patung kontemplatif milik perupa dan kurator Asmujo Jono Irianto.

Pameran “Speaking the Unspeakable” bisa dinikmati mulai 6 Agustus-1 September 2024 oleh masyarakat umum di lantai 2 level M Jalan Tanah Abang IV nomor 23-25, Jakarta Pusat. (RIS)