Serikat Nelayan SNB – NTB) Musaitin Gery: 10 Kerusakan Maritim Indonesia Masa Jokowi

JAKARTASATU.COM Ketua Umum Serikat Nelayan Bima – Nusa Tenggara Barat (SNB – NTB) Musaitin Gery, mengatakan Jokowi minta maaf. Pertanda dua pesan; pertama, mengakui kegagalan memerintah selama 10 tahun. Kedua, mengakui dosa – dosa yang dilakukan selama jadi presiden

“Pemimpin yang bertelur dan menetas di gorong – gorong miliki segudang dosa terhadap rakyat. Terutama visi misinya selalu berbeda antara ucapan, perbuatan, niat dan langkah dalam masa pemerintahannya.” kata Musaitin Gery, Ketua Umum Serikat Nelayan Bima – Nusa Tenggara Barat (SNB – NTB) saat hadiri rapat konsolidasi nelayan NTB di wilayah Lombok, NTB pada Selasa 6 Agustus 2024

Apalagi, kebijakan dalam visi poros Maritim yang gagal. Standar moral tak ada. Pendekatan investasi pada Maritim lahirkan oligarki bajak laut.

“Jokowi pimpin negara seperti Jaring pukat harimau, galak pada rakyat. Penangkapan dan kriminalisasi. Sekaligus, memberi karpet blue Economi yang mengeruk sumberdaya alam.” imbuhnya.

Ia menyebutkan rakyat sudah beri kesempatan selama 10 tahun. Walaupun kepemimpinan diperoleh cara curang dalam pemilu. Rakyat terlalu bodoh dan terkesima atas penipuan tampilan, melihat pemimpin yang bertelur oligarki di gorong – gorong selokan.

“Akibatnya, terdapat 10 kerusakan Maritim yang sulit diperbaiki kedepan atas sikap kebijakan, yakni jual pasir laut, black market, korupsi, jual pulau atas nama sewa investasi, konflik batas wilayah laut, perizinan, shrimp estate, kecelakaan transportasi antar pulau, pelanggaran HAM atas nelayan, dan eksploitasi sumberdaya alam.” tutur Musaitin Gery

Berikut Ketua Umum Serikat Nelayan Bima – Nusa Tenggara Barat (SNB – NTB) menilai dampak dari 10 kerusakan atas ketidakmampuan Jokowi, rakyat menderita. Seluruh pulau – pulau tak mampu dikembangkan sebagai kekuatan kedaulatan negara.

Salasatu paling pantas digugat adalah kegagalan modernisasi dan pelayanan transportasi angkutan antar pulau dalam pengembangan ekonomi masyarakat pesisir sesuai wilayah geografi dan topografi masyarakat.

“Jokowi hanya pentingkan anak, menantu, keluarga, istri, dan bahkan besannya. Jokowi tak perhatikan kehidupan nelayan, pembudidaya, angkutan umum transportasi antar pulau. Jokowi gagal menyokong maritim Indonesia sebagai entri point distribusi keadilan dan kesejahteraan rakyat.” ungkap Musaitin Gery

Musaitin Gery mengungkapkan selama 10 tahun pemerintahannya, terdapat 7061 kali kecelakaan dengan jenis peristiwa: terbakar, kandas, tenggelam, dan lainnya. Kecelakaan dalam pelayaran (Kapal Ikan, Kapal Wisata, Kapal Militer, Kapal nelayan, kapal penyebrangan antar pulau, kapal Internasional, kapal petikemas, kapal treamper, kapal pengangkut, kapal BBM, dan lainnya.

“Jokowi banyak tingkah menipu rakyat. Jual visi maritim hanya alat cuci uang. Pemimpin dari gorong – gorong, sebaiknya dikembalikan pada kurungan gorong – gorong dan lorong. Tak ada satu pun konsep maritim Indonesia ditunaikan sebagai kewajiban atas janji palsunya.” tutup Musaitin Gery. (Yoss).