Sitir Analogi Rocky Gerung Ketum PKS Juga Bajingan Tolol ?

Damai Hari Lubis
Pengamat Hukum dan Politik Mujahid 212

“Untuk Para Pengurus PKS: Tahu nggak, kami para pendukung PKS habis di-bully, dicaci maki, dan diolok-olok oleh para pendukung koalisi KIM. Kalian tak ada apa-apanya tanpa kami, rakyat yang setia mendukungmu.”

Demikian status akun dari tokoh masyarakat twitter Ali Syarief yang sering disapa “profesor” oleh para followernya

Lalu, sambungnya; ”
Sekarang kalian khianati kami, hanya demi menikmati kekuasaan sesaat “.

Maka pendapat Ali Syarief, yang mengaku tidak memiliki gelar Profesor, jika flasback istilah yang disematkan RG kepada perilaku Jokowi melalui sarkasme, “Jokowi Bajangan Tolol” lalu ditambah dengan peristiwa yang baru saja dilakukan oleh Jokowi,  setelah minta maaf kepada rakyat bangsa ini, atas segala kekurangannya. Namun gak lama Jokowi “bagi-bagi kondom” melalui PP 28 Tahun 2024 demi pembelajaran pencegahan penyakit dan kegunaannya dari sisi aspek perlindungan kesehatan, lalu Jokowi kabarnya sedang bersiap-siap 17 Agustus-an ke IKN terbang bersama ratusan orang yang tidak penting dari ibukota, plus sewa mobil mewah rental ? Entah anggarannya darimana dan manfaatnya, hamburkan uang untuk rayakan IKN yang masih sepi dan belum jadi.

Maka dari analogi psikologis kepribadian antara Jokowi selaku Presiden RI dan Ahmad Syaikhu, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), yang santer berita bakal tidak memberi tiket untuk Anies di Pilgub DKI.

Maka, seorang pemilik akun twitter yang bernama “wapres spanyol” atau Wakil Presiden Separuh Nyolong” membalas komen dari status akun Prof. Ali Syarief;

“Klo bgt KETUA UMUM PKS BAJINGAN TOLOL DONG ?”

Terkait perbuatan PKS yang digambarkan saat ini definitif  TIDAK SAJA CEDERAI KEPADA ANIES PRIBADI namun MENYAKITI banyak konstituen PKS yang diungkap berbagai media sosial.

Hal bajingan tolol yang ditujukan kepada presiden PKS dan Presiden Jokowi sesuai situasi majas RG dan majas Akun Wapres Spanyol, sepertinya kedua mahluk yang sedang digunjingkan publik di berbagai medsos, memang punya kemiripan, Jokowi khianati partai pendukungnya, sedang Kyai A. Syaikhu khianat konstituennya, sehingga perspektif keduanya punya corak etos yang sama.

Pertanyaan dari publik kembali, apakah Anies Baswedan yang pernah dituduh korupsi walau BPK memberikan predikat wajar tanpa pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) selama lima tahun akan kah tetap diam sekedar senyum, apa langkah Anies, yang sebabkan PKS mendapat imbas kursi terbanyak kalahkan kursi PDIP di DKI Jakarta, walau hal dukungan kepada bakal cagub adalah hak Partai PKS namun seorang eks capres Anies bukan orang biasa-biasa saja dari sisi ketokohan yang eksis dan nyata. Selebihnya Anies jika dapat merangkul perahu besar politik melalui PDIP dan Nasdem, hasilnya tidak mustahil, Anies punya kans menang kontes Pilgub DKI Jakarta, sebaliknya akan membuat PKS bagai “rumah bordil Gang Dolly, Kramat Tunggak, atau Saritem yang tergusur, tinggal menyisakan kenangan sebuah identitas kelompok dengan “sejarah lumayan buruk rupa” walau mendatangkan rejeki bagi sebagian kalangan dan profesi tertentu.