Anies bersama kader PKS | IST
Anies bersama kader PKS | IST

JAKARTASATU.COM– Anies Rasyid Baswedan membeberkan “kronologis drama” 4 Agustus yang disinggung jubir-jubir Partai Keadilan Sejahtera (PKS) beberapa waktu lalu, yang disiarkan banyak media massa, terkait tidak terpenuhinya partai lainnya untuk mendukungnya sebagai calon gubernur karena PKS tidak mencukupi suaranya.

“Tentang tanggal 4 Agustus, ini saya ceritakan—pada hari Sabtu, tanggal 27 Juli, PIC dari PKS menghubungi saya, ini PIC tunggal, ya, soal pilkada—dia menanyakan apakah bisa jumpa dengan beliau dan Pak Presiden PKS. Saya sampaikan insyaallah bisa. Ini diatur. Kita ketemu hari Minggunya tanggal 28 Juli, sekitar 4 sore di rumah,” ungkap Anies, lewat voice note atau pesan suara yang viral, dicuplik jakartasatu.com, Senin (12/8/2024).

Dalam pertemuan itu kata Anies, kita ngobrol panjang lebar, santai, rileks, suasana juga menyenangkan.

“Dan lalu beliau menyampaikan bahwa PKS memerlukan kejelasan: apakah Pak Anies setuju dengan nama MSI sebagai wakil. Lalu beliau sampaikan juga, bahwa diberi waktu seminggu. Karena ini disampaikan hari Minggu, maka seminggu sampai Minggu berikutnya, yaitu hari Minggu tanggal 4 Agustus,” ungkapnya lagi.

Alasan tanggal 4 kata Anies karena di tanggal lain, seperti tanggal 7 ada rencana rapat DPTP untuk memastikan bahwa pasangan AMAN ini sudah aman. “Jadi pasangan AMAN ini akan ditetapkan,” imbuhnya.

Anies mengakuinya merasa perlu ngobrol dan diskusi dengan MSI, karena sesudah pengumuman, belum sempat ngobrol bareng. Pasalnya, ketika itu Anies sedang tidak di Indonesia.

“Jadi setelah saya pulang ke Indonesia, belum juga sempat langsung ketemu karena saya dirawat. Pak MSI juga harus operasi sehingga dirawat juga. Dan kita sudah janjian. Janjan untuk ketemu hari Selasa. Selasa malama tanggal 30 Juli,” katanya.

“Jadi waktu ketemu Pak Presiden dan utusan khusus untuk pilkada, itu hari Minggu (28/7/2024). Dua hari kemudian kami jumpa. Hari Selasa malam itu ngobrol agak panjang. Hampir 3 jam ngobrol dengan Pak MSI,” ia melanjutkan.

Saat pertemuan itu Anies mengakui banyak hal yang didiskusikan: soal Jakarta, soal gubernur-wakil gubernur, dan lain-lain. “Waktu itu beliau diantar oleh Mas Kholid,” katanya.

Setelah ngobrol itu, besoknya ia langsung menghubungi PIC pilkada yang selama ini ditugasi—karena memang harus pintu komunikasi Anies satu—ia sampaikan bahwa kalau bisa ingin ketemu Presiden hari itu juga.

Jadi akhirnya, kata Anies, hari Rabu sore, tanggal 31 Juli, ia berjumpa dengan Presiden. Dan dalam pertemuan itu ia sampaikan bahwa siap untuk berjuang bersama MSI sebagaimana yang diputuskan di DPTP. Dan jawaban itu disambut baik oleh Presiden.

“Disampaikan juga bahwa. Gini kira-kira, ‘Dengan adanya keputusan ini maka mesin partai bisa mulai bergerak.’ Jadi itu pembahasannya. Sama sekali kita tidak membahas soal 40 hari dan lain-lain,” ia menegaskan.

“Cuma saya kaget saja mendengar jubir-jubir PKS di media mengatakan tenggat waktu 40 hari, lalu deadline 4 Agustus, sebagai deadline cari partai lain. Mengapa kaget? Karena memang enggak pernah dibahas. Dan setahu saya memang tidak pernah ada deadline soal SK dari partai lain. Yang ada adalah soal apakah setuju dengan Pak MSI sebagai pasangan,” ia melanjutkan.

Dan itu juga sempat ia katakan tadi—apa sudah disampaikan 31 Juli, 4 hari lebih awal dari yang diminta.

“Itu kira-kira fakta yang sesungguhnya. Dan itu juga yang saya jelaskan kepada teman-teman DPTW,” tekannya. (RIS)