KUDETA DITUBUH PARTAI GOLKAR

Sutoyo Abadi

Kekuatan kudeta menggunakan buldoser Kejaksaan Agung sudah berhasil mendongkel Airlangga Hartarto  mundur dari jabatannya sebagai Ketua Umum Partai Golkar. Kasus hukum sengaja dipakai untuk mencapai target kursi Ketua Umum.

Kejaksaan Agung untuk skenario selanjutnya dalam mempercepat pelaksanaan Musyawarah Nasional Partai Golkar, dan suksesnya kudeta partai Golkar akan mundur.

Tidak mungkin selanjutnya akan digunakan sebagai perangkap hukum  para petinggi Partai Golkar, karena tidak semua tokoh Partai Golkar punya kasus hukum dan  bukan pemilik suara yang akan menentukan kemenangan merebut jabatan Ketua Umum Partai Golkar.

Hampir dipastikan skenario lanjutannya adalah menggunakan kekuatan Barongsai berkemampuan Angpao sebagai amunisi pemungkasnya, akan persis sama dengan kekuatan yang digunakan saat pemenangan Pilpres baru lalu.

Issue yang terpantau  “Angpao yang dibutuhkan  setelah dirinci (sementara ) untuk : 600 utusan DPD II,  34 DPD I,6 Faksi di DPP, pengganti Ketum yang dikudeta, pelaksanaan Munaslub dan dana pemenangan untuk pemilu/Pilpres 2029 mencapai angka total sekitar = Rp. 8,04 Triliun.

Angka tersebut terlalu peka untuk ditampilkan rinciannya, karena masih dinegosiasi antar pihak yang terlibat untuk suksesi  kudeta yang sedang berjalan.

Akan muncul protes tentang rambu rambu seseorang tidak bisa menduduki jabatan Ketua Umum sebelum pernah menjadi pengurus hanyalah kendala kecil. Jangankan hanya AD / ART , UU saja bisa dirubah sesuai kehendak penguasa.

Indikasi kuat Gibran yang akan di posisikan sebagai Ketua Umum Partai Golkar karena alasan politik bahwa :

1. Gibran harus menjadi Ketua Umum partai Golkar
2. Mengamankan lancarnya suksesi dinasti Jokowi.
3. Mengamankan Jokowi paska lengser dari kekuasaannya
4. Menangkal kekuatan Prabowo yang dirasakan Jokowi akan ingkar janji.
5. Gibran tidak akan memiliki kekuatan apa apa sekalipun menjadi Cawapres tanpa kekuatan partai politik besar.
6. Memperlancar Koalisi Indonesia Maju ( KIM ) plus yang sedang dibangun.

Pergolakan politik di Golkar sangat kasar bukan datang dari internal partai Golkar tetapi ada kudeta dari luar. Dalam sejarah partai Golkar baru pernah terjadi.

Kudeta Ketua Umum Partai Golkar saat ini bukan terjadi karena perebutan  di internal partai, melainkan direbut secara paksa oleh penguasa atau orang powerfull.

Di tubuh Golkar masih ada tokoh lama   sangat paham sejarah  kemana Golkar harus berlayar, mengembalikan kompas jalannya Golkar. Akan mampu menyelamatkan Partai Golkar atau ikut larut tenggelam didalamnya

Semua skenario kudeta sedang berjalan nasib apa yang akan menimpa Partai Golkar, waktu yang akan menjawab dan membuktikan. Akan jaya atau akan hancur. (*)