Jokowi Akan Lumpuh dan Menyerah

Sutoyo Abadi

Jokowi dalam kepanikan dan ketakutannya sedang berjuang dan  bergerak cepat melakukan kudeta sergap Partai Golkar. Untuk mengendalikan situasinya telah menempatkan geng pasukannya segera melaksanakan Munaslub Partai Golkar.

Sergapan kudeta Jokowi ke Partai Golkar adalah cerminan kondisi Jokowi pada posisi panik, ketakutan pada stadium parah,  dengan nasib ahir kekuasaannya yang tidak menentu.

Ahli militer seperti Hanibal, Napoleon  menemukan bahwa “cara terbaik untuk meraih kendali adalah dengan kecepatan, arah dan bentuk sergapannya”.

Jokowi mungkin tidak sadar mengendalikan bagaimana persisnya sasaran bereaksi adalah akan melahirkan berbagai kemungkinan. Salah sasaran akan membuat penurunan pada frustasi, kelelahan dan putus asa.

Kudeta atau sergapan ke Partai Golkar karena Jokowi sangat tidak yakin Gibran sebagai wakil Presiden akan mampu melindungi dirinya. Politik dinastinya masih berantakan. Tidak bisa berlindung di partai karena bukan Ketum Partai seperti Suharto, SBY, Megawati dan Prabowo

Keputusan yang grusa grusu mengubah Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres)  kembali menjadi Dewan Pertimbangan Agung (DPA), Pencitraan di IKN dengan bermacam macan acting kedunguannya

Jokowi mengelola dan menentukan terlalu banyak cara mengamankan dirinya paska lengser dari jabatannya akan menjadikan dirinya kelelahan, melakukan banyak kesalahan dan akhirnya akan kehilangan kendali atas situasinya.

Ketika yang di sergap tidak berdaya untuk melawan mungkin mereka sedang bergerak kearah melawan. Proses hukum yang dijadikan alat menawan, mengikat dan melumpuhkan lawan politiknya tiba waktunya akan berbalik arah menerkam dirinya.

Dalam konflik manapun sisi yang lebih lemah sering kali justru saat mengendalikan dinamikanya sedangkan waktu dan kekuasaan Jokowi dalam hitungan hari akan lepas.

Dinamika terburuk Jokowi adalah kondisi kebuntuan, menjadikan kemandegan mental, kehilangan untuk berfikir. Pada titik seperti ini segalanya hilang

Golkar mestinya agak cerdas sedikit bahwa kepanikan, ketakutan dan emosi adalah kelumpuhan dan akan menjadi kalang kabut. Kejatuhan mental selalu akan mengawali kejatuhan fisik tidak lama lagi Jokowi akhirnya akan menyerah. (*)

16/8/2024