Foto: dok. akun X Faizal Assegaf

JAKARTASATU.COM– Tanpa henti Jokowi agresif bermanuver menggiring dan membenturkan Prabowo Subianto dengan kelompok pro perubahan. Anies dan elemen progresif berkonsolidasi.

Walhasil PKS terjerumus ‘murtad politik’ dan Nasdem lempar handuk. Kedua partai terpaksa terperangkap janji tukar guling kekuasaan melalui jalur culas: Berbalik menjegal Anies agar tidak lolos ke arena Pilgub DKI Jakarta.

Situasi itu membuat jutaan rakyat yang mendukung Anies dan merelakan suara mereka pada PKS dan Nasdem, bereaksi sangat gusar.

Rakyat pro perubahan merasa dikhianati oleh perilaku premanisme politik secara brutal.

Di tengah dinamika penjegalan Anies, tampaknya PDIP berupaya menggandeng PKB.

Kedua partai tampak tidak rela diperbudak oleh konspirasi jahat Jokowi menjegal Anies. Ada harapan menyatukan elemen rakyat untuk melawan.

Jika PKB dan PDIP bertekat mengusung Anies, jelas akan memantik gelombang konslidasi di Pilgub DKI. Terlebih bila Cawagubnya adalah mantan Ketua KPK Abraham Samad. Kedua figur punya daya dobrak.

Anies-Abraham Samad adalah simbol perlawanan atas kejahatan korupsi dan anti diskriminasi.

Kedua sosok tersebut sangat berpeluang menjadi perekat solidaritas rakyat menghadapi Cagub dari kubu status quo.

Di sisi lain, pasangan Anies- Abraham Samad membuat PKB dan PDIP tidak terjebak tarik-menarik kalkulasi kepentingan isu kader partai.

Dengan demikian, kedua partai menunjukan jiwa besar untuk melebur di arus aspirasi rakyat.

Terlepas dari harapan itu, koalisi PDIP dan PKB juga efektif mencegah permainan kotor Jokowi mengintervensi Pilgub DKI. Yakni, membuka ruang bagi Prabowo agar berbalik di posisi netral agar tidak terjebak merusak persatuan nasional.

Solusi itu ada di meja Cak Imin dan Ibu Megawati. Kedua tokoh mesti berani tampil tegas melawan watak arogansi kekuasaan Jokowi.

Saatnya berpihak pada suara rakyat, sembari menyadarkan Prabowo agar tampil negarawan.

Hentikan kejahatan politik busuk Dinasti Jokowi!

Faizal Assegaf

Kritikus Politik