Paripurna DPR Ditunda, Gde Siriana: Jokowi Kaget Konsolidasi Civil Society Sangat Cepat
JAKARTASATU.COM— DPR akan menggelar rapat paripurna untuk mengesahkan amandemen Undang-undang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) pada hari ini, Kamis (22/8/2024).
Diberitakan sebelumnya, Badan Legislasi telah menyepakati RUU Pilkada untuk dibawa ke paripurna. Kesepakatan itu ditempuh setelah 8 dari 9 fraksi menyetujui beleid tersebut.
Hanya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang menyatakan tidak sependapat apabila RUU tersebut dibawa ke tahap selanjutnya.
Wakil Ketua Baleg DPR Achmad Baidowi, selaku pimpinan rapat, menanyakan kepada para fraksi apabila bisa disetujui RUU tersebut dibawah ke tahap selanjutnya.
Achmad Baidowi menanyakan kembali persetujuan peserta rapat usai mendengarkan keseluruhan pandangan fraksi.
Terkait hal tersebut Direktur Eksekutif INFUS Gde Siriana Yusuf soroti DPR tidak mencerminkan mewakili aspirasi masyarakat.
“Jika melihat dinamika fraksi di DPR kemarin, saya yakin ketok palu di paripurna tak akan terbendung. Menjegal Anies dan meloloskan Kaesang sudah menjadi mandatory politik yang tidak bisa ditawar lagi. Bahkan DPR pun tidak mencerminkan mewakili aspirasi masyarakat. Jadi kita bisa melihat proses-proses yang ditempuh untuk tujuan tersebut sangatlah mencederai konstitusi dan nilai-nilai demokrasi. Sebagai warga negara yang taat konstitusi tentu saja ini harus dilawan.” kata Direktur Eksekutif INFUS Gde Siriana kepada Jakartasatu.com, Kamis (22/8/2024)
“Saya menyarankan kepada bu Mega, agar PDIP tidak sendiri mengusung Anies. Ajak parpol non parlemen seperti partai Ummat dan partai Buruh ikut. Sudah pasti ini akan ditolak KPU kalau KPU lebih takut kepada penguasa,” Imbuhnya.
Ia menambahkan, tetapi setidaknya dukungan masyarakat akan meluas melibatkan banyak elemen. Tidak saja mahasiswa tetapi juga akademisi, buruh, emak-emak dan profesional. Intinya civil society sudah kompak bergerak. Tinggal skala nya saja yang akan menentukan.
“Penundaan Paripurna DPR menunjukkan DPR dan Presiden kaget dengan konsolidasi mahasiswa dan akademisi yang sangat cepat,” jelas kandidat doktor ilmu politik ini.
“Tapi menurut saya gerakan menegakkan konstitusi ini akan terus bergulir,” tandasnya.
Massa aksi harus bertahan sampai malam, karena sangat mungkin ketok palu paripurna di malam hari saat aksi sudah dibubarkan. (Yoss)