JALAN TOL DAN JALAN BUNTU

Oleh : Girarda

Alumni Youth Islamic (YISC) Al Azhar

Beberapa waktu terakhir kita menyaksikan perhelatan demokrasi. Ada satu saat segalanya dipersiapkan. Segala rintangan disingkirkan. Segala kemungkinan dibuka demi suksesnya harapan. Hingga terbentuk jalan bebas hambatan bagi sang pangeran menduduki singgasana.

Di saat lain segala usaha diupayakan, bahkan dengan rapat membentuk rangkaian pagar betis, agar terbentuk jalan buntu. Berhasil? Hampir. Tetiba terbentuk jalur alternatif yang memberi harapan. Tetiba pula dibuat ranting penghalang, yang tergopoh gopoh batal terpasang.

Apabila diinginkan maka tersedia jalan tol bebas hambatan untuk tercapai singgasana, bila tidak diinginkan maka jalan buntu menghadang walau mayoritas rakyat menginginkan.

Akankah jalur alternatif yang terbuka bisa mengantarkan harapan rakyat. Belum tentu, karena untuk diantarkan dengan kendaraan politik ada syarat dan ketentuannya.

Rupanya sarana dan prasarana demokrasi belum mampu sepenuhnya menyalurkan dan mengawal harapan rakyat banyak.