Gde Siriana: Gendong Gibran 5 tahun, Berat Beban Politik Prabowo

JAKARTASATU.COM– Direktur Eksekutif INDUS Gde Siriana Yusuf mengatakan melihat respon publik di sosmed dan media nasional terhadap upaya DPR menjegal putusan MK, menunjukkan Jokowi dan keluarganya sudah menjadi public enemy.

“Semua orang kan tahu, menjegal putusan MK hanya demi loloskan Kaesang anak Jokowi dapat maju di Pilkada,” kata Gde Siriana Yusuf kepada Jakartasatu.com, Sabtu (24/8/2024).

*Indikasinya adalah tagar yang viral semuanya menelanjangi perilaku anak-mantu Jokowi yang mempertontonkan kemewahan. Dan itu dilakukan akun-akun yang mayoritas organik,” imbuhnya.

Kandidat doktor ilmu politik itu mencontohkan misalnya kemewahan yang ditunjukkan Kaesang dan istrinya saat di luar negeri dibandingkan dengan  driver ojol di Medan yang mati akibat dua hari gak makan karena gak punya uang.

Selain itu Gde Siriana menandaskan kemewahan ini juga terasa kontras karena pada saat yang sama mahasiswa dan rakyat dalam aksi demonstrasi di berbagai kota untuk mendukung putusan MK justru mendapatkan kekerasan dari aparat.

“Ini pertanda kemarahan rakyat sudah mencapai puncaknya. Bahkan istri Kaesang disamakan dengan Mary Antoinette pada Revolusi Perancis,” jelas Gde Siriana.

Ia menambahkan “Kita juga bisa amati buzzer-buzzer Jokowi tiarap semua tak mampu melawan tagar anti Jokowi. Mereka sekarang takut karena ini akhir kekuasaan Jokowi. Takut masuk dalam list sasaran kemarahan rakyat saat angin kekuasaan berubah.”

“Saya melihat, Gibran akan menjadi beban bagi pemerintahan Prabowo ke depan. Apa-apa nanti dikaitkan dengan kepentingan Jokowi dan keluarganya. Padahal sudah tidak ada trust publik pada Jokowi dan keluarganya,” tandas Gde Siriana.

Menurut Gde Siriana sangat mungkin program-program pak Prabowo bagus konsepnya, tapi karena Gibran terlibat banyak di situ malah muncul resistensi publik dalam implementasinya.

“Jadi amannya ya pak Prabowo tidak memberi ruang yang luas pada Gibran dalam program-program yang bersifat kerakyatan,” tegasnya. (Yoss)