Bianglala Gaib

Oleh Taufan S. Chandranegara, praktisi seni, penulis.

Klandestin, lembaga suci dalam tatanan komunikasi keamanan di balik langit, bening hati nurani tak terperikan, tak tersentuh, ajaib, menggaib. Pelindung, gaib semesta, di garda terdepan sebuah negeri. 

Berperan penting, sebagai kontrol, sumber informasi untuk negara, bangsanya. Dia senantiasa berkiprah terdepan mahatau, selukbeluk kejadian ‘kan memicu negative forces, pengganggu negara. Klandestin, sesungguhnya pelindung kesinambungan generasi.

Satria Klandestin, patriot asli, sejati. Merah darahnya, putih nuraninya, esensial melindungi kehidupan negaranya. Wawasan pelindungannya melewati perbatasan negara, bergerak dalam sunyi, menyergap dalam senyap, lantas menggaib, bayang-bayangnya tak tertangkap kasatmata tekno lawan. 

Klandestin, senantiasa terjaga, mewaspadai gerakkan semut sekalipun, cermat menangkap makna dalam titik koma database peradaban. Dia hadir sebelum masalah, kekacauan ‘kan membidik stabilitas keamanan negara, dia ada di tiada sebelum ada.

Tak tampak netra sekalipun berada di tengah publik, meski sesungguhnya, dia, satria, patriot asli, pelindung bangsanya. Matarantai komunikasi informasi, tersampaikan secepat detik kepada lembaga keamanan fisik, antara lain, militer, polisi, lembaga negara terkait ekosistem jejaring keselamatan negara. 

Klandestin, elaborasi adiwangsa. Dialah garis tengah penentu penyelesaian cepat membasmi kaum agresor, sebelum kejadian.

Bersyukur pada Tuhan Yang Maha Esa, negeri tercinta ini baik-baik saja. Pelajar Pancasila, tengah membangun dirinya, untuk mencapai Indonesia Emas Generasi Unggul. Semoga pemerataan pendidikan segera mencapai kesetaraan sebagaimana kehendak cita-cita.

Para pendidik, guru di sekolah, orang tua di rumah keluarga Indonesia, senantiasa menyiapkan putra putri tampil berseragam sekolah. Semakin banyak bangunan fisik pendidikan hingga keperbatasan negeri alangkah indahnya Nusantara-Indonesia.

Tekno tepat guna, bersegeralah semakin cepat mengalir informasi sains, literasi, eksak noneksak, semakin mendukung upaya para teman muda pelajar Indonesia, mempercepat dirinya meraih bintang melukis langit, hingga perbatasan, semoga, tak ada lagi desa tertinggal.

Itu sebabnya pula diperlukan keamanan maksimum di setiap jengkal tanah negeri tercinta ini sebagaimana telah dititahkan Langit Semesta. Meluas hingga perbatasan terjauh. Meredam sedini mungkin bahaya laten penyelundupan narkoba, sipil bersenjata pengacau keamanan  negara, terorisme, mencegah raibnya para perusuh pencuri uang negara alias para bangsat koruptor.

Bukan menghadapi kaum pelajar dengan demokrasi autokrasi represif kepandiran loh ya. Tidak boleh. Berdosa, masuk neraka loh hai. Salam Indonesia Dalam Cinta Kasih.

***

Jakartasatu Indonesia, Agustus 28, 2024.

Salam NKRI Pancasila. Banyak kebaikan setiap hari.