JOKOWI PRESIDEN BUTA SEJARAH
Sutoyo Abadi
Histories Make Men Wise ( Sejarah membuat manusia menjadi bijak).( Francis Bacon – 1626 )
Sejarah adalah rekonstruksi masa lalu yaitu apa sudah dipikirkan, dikerjakan, dikatakan, dirasakan dan dialami oleh orang. Sejarah mempunyai kepentingan masa kini dan masa depan.
Lebih jelas oleh begawan sejarah Kartono Kartodirdjo mengatakan “Manusia yang kehilangan kesadaran sejarah, pada dasarnya tidaklah berbeda dengan pasien di rumah sakit jiwa”.
Sejarawan T. Ibrahim Alfian, mengawali pidato pengukuhan sebagai Guru Besar di UGM ( 12 Agustus 1985 ) mengatakan “Masa lampau adalah prologue”. Totalitas pengalaman manusia di masa lampau manfaatnya amat berharga di petik untuk di jadikan bekal menghadapi masa depan yang terbentang di hadapan kita”.
Tanpa kesadaran sejarah, menghadapi pertarungan global dapat berakibat fatal, teralienasi, tererosi, tersingkir bahkan kemudian hilang atau lenyap ditelan oleh budaya luar yang sulit di elakkan.
Pemimpin bangsa Indonesia yang hilang ingatan terhadap sejarahnya akan kesulitan merekonstruksi entitas ( keseluruhan ) identitas jati dirinya apalagi terkait dengan sejarah perjuangan para pendiri bangsa Indonesia.
Ketika pejabat penyelenggara negara kita mulai hidup bergaya hedonis, bebas melakukan korupsi berjamaah di alam kapitalis dan individualis akibat Pancasila dan UUD 45 sudah disingkirkan adalah sebuah realitas dan tragedi karena sejarah perjuangan dan proklamasi kemerdekaan sudah di lupakan.
Ingatan terhadap para pejuang kemerdekaan yang berjuang tidak mengenal menyerah bertaruh jiwa, raga dan nyawanya sudah hilang dari kesadaran dan ingatannya.
Sekilas dalam tapak sejarah, betapa heroiknya Jendela Sudirman, ketika Presiden Sukarno meminta Sudirman tetap di Istana dan Sukarno menyuruh Letnan Kemal Tobing untuk membawa bendera putih di depan kantor pos Jogjakarta sebagai tanda menyerah kepada Belanda.
Sudirman dalam kondisi sakit parah dengan tegas menolak perintah tersebut dengan mengatakan “TNI tidak mengenal menyerah, didepan pasukannya mengatakan Metz Or Zonder Pemerintah ( dengan atau tanpa pemerintah ) TNI akan terus berjuang melawan Belanda ).
Seandainya Jenderal Sudirman mengikuti perintah Sukarno tetap di istana dan ikut mengibarkan bendera putih akan tercatat menjadi aib dalam sejarah TNI dan tamatlah Indonesia.
Betapa para pejuang kita dengan gigih berjuang dengan tekat hidup atau mati.
Saat ini Indonesia dalam kondisi gawat darurat, akibat para pemimpin bangsa dan negara ini sudah lupa sejarahnya.
Presiden Jokowi adalah Presiden yang tidak paham apalagi merasakan dan menghayati sejarah para pejuang kita, mengendalikan dan mengelola negara seenaknya. Pada rezim Jokowi negara berubah total menjadi negara kapitalis dan total di jajah Oligarki.
Sangat di sesalkan dan menyesakkan dada, ketika Presiden terpilih Prabowo Subianto di berbagai kesempatan memuja muja Jokowi sebagai guru politiknya.
Bahkan sangat tragis dan fatal muncul diberbagai kesepakatan tanpa merasa risi Prabowo puji Jokowi setinggi langit pemimpin hebat dan berpikir untuk rakyat. Menurutnya, prestasi Jokowi memimpin bangsa Indonesia dengan mengagumkan. Hal ini disampaikan dalam pidato penutupan Kongres III Partai Nasdem yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Selasa (27/8/2024).
Jokowi adalah Presiden buta sejarah, tidak pernah paham pesan Bung Karno : Historia Vitae Magistra ( Sejarah adalah guru kehidupan ). “Neve Leave Historia” ( jangan sekali kali meninggalkan sejarah ).
(*)
7/9/2024