RAJA
Oleh : Girarda
Alumni YISC Al Azhar
Keturunan raja disebut bangsawan. Secara budaya mereka menduduki status sosial tersendiri. Sering dihormati dan didengar pendapat dan nasihatnya. Mereka secara turun temurun terbiasa memegang tata aturan sosial, dalam bertutur kata dan bertindak. Sopan santun, tenggang rasa, arif bijaksana dikedepankan. Begitulah gambaran bangsawan, apalagi raja, mestilah punya kelebihan dari pada sifat sifat bangsawan. Bahkan raja awal Mataram Sultan Agung bergelar Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kangjeng Sultan Agung Adi Prabu Anyakrakusuma Senapati ing Ngalaga Abdurrahman Sayyidin Panatagama Khalifatullah Tanah Jawi (Wikipedia). Pemegang kekuasaan, panglima perang, khalifah tanah Jawa, penjaga dan pelaksana agama Islam. Tanggung jawabnya lebih berat, bagaimana mengimplementasikan Islam dalam pemerintahannya.
Raja sebagai pemegang kekuasaan mutlak saat ini rasanya sudah tidak populer untuk diterapkan. Kekuasaan lebih ke simbol, sedang pelaksanaan harian mengadopsi demokrasi. Misal Jepang dan Inggris yang kepala pemerintahannya Perdana Menteri yang dipilih melalui pemilu.
Untuk Indonesia secara kekuasaan semua kerajaan melebur kepada Republik Indonesia, kecuali Yogyakarta sebagai daerah Istimewa dimana raja otomotis sebagai Gubernur.
Bila ada yang berkuasa ingin menjadi raja di Indonesia aneh. Bolehlah kalau sekedar memakai pakaian raja atau bertindak sebagai raja di pertunjukan ketoprak. Selebihnya kalaupun ada ya raja gombal.