Said Didu Tantang Prabowo Mati Bersama Di Rempang Dan Pik 2

JAKARTASATU.COM Mantan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Said Didu hadir di acara Diskusi bertajuk “Tanah untuk Rakyat” diselenggarakan oleh Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) yang dipimpin Moh Jumhur Hidayat, Sabang Merauke Circle dipimpin Syahganda Nainggolan dan Perhimpunan Menemukan Kembali Indonesia pimpinannya Rocky Gerung. Diskusi digelar di Hotel Ambhara, Selasa (24/9/2024)

“Indonesia akan bubar jika oligarki tak dihentikan mengambil tanah-tanah rakyat. Ini harus dicegah. Indonesia kemungkinan akan bubar apabila Oligarki tidak ditahan untuk mengambil tanah-tanah di seluruh Indonesia,” kata Said Didu di acara diskusi bertajuk “Tanah untuk Rakyat” (24/9/2024).

“Oligarki sekarang sudah betul-betul menguasai penuh. Bayangkan banyak orang karena tidak mau menjual tanahnya kepada China maka akan dipidana. Dan itu terjadi pada puluhan orang. Nah akhirnya pada ketakutan,” Imbuhnya.

Jepang dan Belanda datang tapi tidak ingin menguasai tanah. Raja-rajanya, rakyat dikuasai untuk diambil hasil-hasilnya.

“Tapi mengundang China yang tidak punya surat, ngga ada sejatinya nenek moyangnya di situ untuk datang mengambil tanah Indonesia dan diberi surat. Tanah diberikan ke investor untuk selama 190 tahun. Dan rakyat diusir hanya diganti rugi 6.700 per meter,” tutur Said Didu yang dikenal si Manusia Merdeka

“Di Rempang alasannya kan rakyat diusir karena dianggap tidak memiliki surat kepemilikan tanah. Padahal rakyat tempat tinggal sebelum Indonesia merdeka,” imbuhnya.

Said Didu sebut oligarki bukan hanya menguasai ekonomi, politik Indonesia juga mau menguasai rakyat melalui tanah rakyat. Itu yang terjadi.

“Saat di IKN oligarki menyatakan ingin 190 tahun. Itu tanah rakyat Indonesia. Kedaulatan rakyat,” ujarnya.

Prabowo Subianto presiden terpilih yang akan nantinya berkuasa, kita titipkan semua harapan kita agar Indonesia agar tidak bubar.

Didu memaparkan pergeseran kendali kekuasaan sekarang betul-betul dengan cara menguasai partai  politik. Melalui partai politik untuk menentukan calon yang dia inginkan mulai dari calon presiden, Gubernur, Bupati. Setelah izin lokasi, dia seakan-akan dia punya hak untuk segala kehendaknya dengan mengerahkan aparat, preman sesuai perintahnya.

“Pemerintah daerah membuat seakan-akan portal di tanahnya orang. Kemudian malam-malam pemilik tanah bongkar portalnya. Tetapi kemudian pemilik tanah dianggap merusak fasilitas umum,” ungkap Didu.

Didu kemukakan intimidasi pengembang melalui pemerintah daerah dan preman terdapat warga yang tidak setuju tanahnya untuk dijual. Dengan intimidasi hingga berujung masuk penjara. Dirancang untuk pidana agar mau bernegosiasi menjual tanah milik warga. Rakyat ditakut-takuti tiap hari maka akan melepaskan tanahnya.

Didu mendapatkan informasi Pulau Panjang yang dekat Cilegon dijual per meter 10 ribu sudah habis. Jadi hampir semua pantai utara Tangerang itu sudah habis.

“Saya senang dengan pernyataan Presiden Terpilih Prabowo Subianto yang menyatakan “saya mau mati di atas kebenaran membela kepentingan rakyat dan keadilan”. Itu kata-kata yang saya pegang,” tandas Didu

Kata-kata itu saya jawab di Twitter Pak dan saya sampaikan sekarang di sini.

“Pak presiden terpilih Prabowo yang terhormat, apakah kita bisa mati bersama di Rempang dan PIK 2?” kata si Manusia Merdeka, Said Didu.

“Supaya kita paham bagaimana membubarkan Indonesia melalui Oligarki menguasai tanah rakyat secara terstruktur dan massive,” pungkasnya. (Yoss)