JAKARTASATU.COM – September Hitam merupakan rentetan tragedi pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang terjadi di Indonesia, berikut di antaranya; Tragedi 1965-1966, Tragedi Tanjung Priok (12 September 1984), Tragedi Semanggi II (24 September 1999), Pembunuhan Munir (7 September 2004), Pembunuhan Salim Kancil (26 September 2015), Pembunuhan Pendeta Yeremia di Papua (19 September 2020), Pemunduhan Randi dan Yusuf dalam Aksi Reformasi Dikorupsi 2019 hingga pada Pembataian 135+ supporter dalam Tragedi Kanjuruhan (1 Oktober 2022).
Tak hanya itu, bulan September turut menjadi saksi atas intensnya penggusuran ruang hidup. Salah satunya menimpa warga Pulau Rempang yang lahannya digusur paksa untuk Proyek Strategis Nasional (PSN) pada 7 September 2024.
Tak sedikit nyawa dalam perampasan ruang hidup dilakukan secara sadar dan brutal oleh aktor negara. Ironisnya keberpihakan pada pemilik modal lebih besar daripada peradilan hukum kepada korban, dan setiap pergantian pemerintah terus melanggeng corak ini. Terbukti dalam 10 tahun pemerintahan Jokowi saja, yang mana semula berjanji akan mengusut dan menuntaskan berbagai kasus impunitas atas kasus-kasus pelanggaran berat HAM, nyatanya hanya jadi bualan semata.
Sebagai upaya untuk merawat ingatan atas penindasan sistemik negara tersebut, maka aksi September Hitam dalam Akumulasi Pitam hendak mencipta ruang pertemuan penyampaian pesan-keresahan, protes, kegusaran hingga amarah yang dimiliki setiap elemen masyarakat. Serta mengupayakan agar publik menolak lupa akan sejarah kelam kekesaran yang terjadi di masa lampau maupun sekarang ini.
Aksi ini bisa dianggap sebagai simbol okupasi ruang publik, yang sejatinya ruang publik itu sendiri juga harus bisa menjadi tempat mewadahi kebebasan berekspresi untuk menyampaikan kemuakan rakyat atas pengabaian negara terhadap rentetan tragedi yang terjadi di tanah air.
Sayangnya, aksi September Hitam yang agendanya digelar di Skate Park Dukuh Atas, Jakarta Selatan, hari ini (28/9) mulai jam 11.00 WIB, dibubarkan paksa oleh aparat. Sekitar pukul 15.00 WIb massa yang sudah berkumpul digiring mundur ke stasiun Sudirman. |WAW-JAKSAT