JAKARTASATU.COM– Kiai Cholil Nafis, yang juga Ketua Majelis Ulama (MUI) Pusat, mempertanyakan kebenaran soal mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan yang anti rumah ibadah dan anti doa.
“Apa benar ini sampean jadi aktivis anti rumah ibadah dan anti doa ya Pak @dahlaniskan,” tanya Kiai Cholil lewat akun X-nya, baru-baru ini.
Cholil mempertanyakan itu karena belakangan video pendek Iskan yang viral. Viral karena ia mengaku menjadi anggota aktivis dari salah satu ajaran agama bernama Budha Tzu Chi di Taiwan—bertemu langsung pemimpin tertingginya
Ajaran agama itu kata Iskan, tidak memiliki rumah ibadah. Bahkan tidak boleh memilikinya.
“Dan di sana diajarkan bahwa agama mereka ini tidak memperbolehkan rumah ibadah. Agama ini juga melarang umatnya melakukan sembahyang apa pun. Tidak ada sembahyang. Tidak ada doa. Tidak ada rumah ibadah,” katanya, dikutip jakartsatu.com lewat video tersebut.
Iskan menyampaikan itu di Al Zaytun. Namun untuk waktunya belum dapat dipastikan kapan.
“Di Jakarta itu berkembang. Dan saya menjadi salah satu anggotanya. Anggota aktivisnya,” imbuhnya.
Kata Iskan, agama itu memiliki prinsip bahwa jangan-jangan rumah ibadah itu menjadi satu simbol persaingan marketing antar agama.
“Banyak-banyakan rumah ibadah. Besar-besaran rumah ibadah seperti masjid ini. Megah-megahan rumah ibadah,” kata dia.
“Kalau ada masjid bagus, gereja bersaing juga harus bagus, yang lain juga harus bagus. Akhirnya jadi persaingan rumah ibadah yang mungkin ini menjadi sumber konflik ke depan,” lanjutnya.
Kemudian ia menyebutkan alasan di agama itu tidak boleh ada sembahyang dan tidak boleh ada doa.
“Mereka mengatakan bahwa sembahyang terbaik, doa terbaik, adalah membantu orang lain. Jadi mereka sangat aktif ketika memberantas kebodohan, sangat aktif di bidang kesehatan, sangat aktif donor organ, dan segala macam,” kata dia.
Namun, menurut Cholil, apa yang disampaikan Iskan tidak pancasilais dan tidak sesuai ajaran agama apa pun di Indonesia. Sebab Iskan menyalahkan rumah ibadah dan meniadakan ibadah.
“Ko’ malah nyalahin rumah ibadah dan meniadakan ibaudah dan doa krn takut pesaingan agama2. Ini tak sesuai pancasila dan tak sesuai ajaran agama apa pun di Indonesia,” tekan Cholil. (RIS)