Memerah Senja Kala
Oleh Taufan S. Chandranegara, praktisi seni, penulis.
Ada cerita imaji lahir dari kisah realitas atau sebaliknya, maka bertumbuhlah dunia literasi dengan berbagai latar belakang kisah-kisah.; Ada kisah kasih di sekolah. Ada kisah kasih romo ono maling, ada cerita setan versus setan, ada juga cerita manusia versus setan atau setansetanan atau sebaliknya. Nah loh.
Pasukan wanara berani gigit jari, tidak jadi berkunjung ke kerajaan awan karena keburu di kebiri oleh Kumbakarna suatu kerjasama langka sepanjang kisah di balik epos itu. Si Sugriwa Subali, sepasang wanara merah terheran-heran sebab emang belum pernah terjadi dalam wiracarita epos sejarah makhluk hidup sejak dugaan teori manusia purba, versi Darwin.
Kisah epos tradisi, contoh baik edukatif. Senantiasa memberi pelajaran keteladanan. Nah itu bedanya dengan carangan hitam di atas hitam, enggak kelihatan deh. Malah memberi contoh tawuran popularitas toh yo. Malu loh dilihat dilayar kaca oleh publik. Seharusnya usia lebih dewasa mengayomi dengan keteladanan edukatif. Membumi tidak berkubang di politik versi selokan kotor berbau konspirasi uhui oye ye aha.
Hiks, notabene pasukan wanara ompong sesumbar itu sesungguhnya telah mengebiri kelaminnya sendiri, sebab kecut jika kelak berhadapan dengan Sang Dasmuka, telah mengusai kerajaan langit diamdiam.; Dasamuka, konon pumya ilmu anti mati, sekalipun kepalanya di penggal berkali-kali loh; berkali-kali pula kepalanya nongol lagi, mengganas di balik sang abad. Jreng!
Tak perlulah norak, kampungan plus pandir, asal tau aje deh buat ente pasukan wanara abal-abal; kerajaan awan itu notabene milik rakyatnya, bukan milik rajanya. Nah loh. Ente berani lawan rakyat kerajaan awan? Hiks, ente cuma segelintir manusia frustasi, dogol, begog di bayar pula, hiks. Udah deh, enggak usah ngejago, sok jagoan, jatuhnya kepelimbaham jua. Eh halah walahkadalah. Gong!
Oh Sedang belajar arogan barangkali. Hiks, jadi ingat kartun Disney Tom and Jerry kuy. Enggak ada hujan enggak ada angin. Kelahi aja serbu-serbuan. Nah itu. Hobi norak begitu kok jadi kebanggaan ya. Jelas tak edukatif. Keroyokan lagi. Yak ellah mirip abstraksi tawuran abal-abal kaum banci ya. Bukan contoh baik untuk ditinjau dari edukasi budi pekerti. Malu loh dilihat teman muda pelajar. Udah bangkotan kok pada kelahi ya, serbu serbuan asli padir; amat terbelakang.
Sekarang ini tak ada raja preman, raja pengecut banyak; beraninya keroyokan pinjam tangan orang lain; lempar batu sembunyi tangan, hiks. Hal buruk macam itu sama sekali tidak mencerminkan kepribadian adiluhung manusia Indonesia; terbuka di perang prakemerdekaan; penyebab Indonesia merdeka, kompak, atas kehendak rakyatnya. Bukan oleh sebab didukung bangsa lain atau individu koar-koar dari kolong tempat tidur sembari menjulurkan lidah tak bertuan.
Tidak ada di negeri ini jiwa pengecut untuk memerangi saudara sebangsa setanah air.; Janganlah over thinking mencurigai bangsamu sendiri.; Belajarlah dari tokoh-tokoh sejarah prakemerdekaan-totalitas cinta tanah air. Tak sekadar berkoar-koar “Aku pasukan berani gigit jari hua hi hu ciluk baa.; Jatuhnya kepelimbahan jua, yak ellah kok enggak cerdas ya.
Lihat saja korupsi, realitasnya stabil merajalela. Sekali tipu tetaplah muslihat tipu menipu, sekalipun telah mengucapkan sumpah jabatan dengan atas nama.; Tuhan Yang Maha Esa. Dimana urat malunya sebagai manusia; seharusnya berbudi luhur di mata dunia-lantas dihancurkan dari dalam oleh budaya koruptif dalam arti luas. Oh Halah! Walahkadalah! Kasian deh pasukan gigit jari kesiangan baru bangun tidur ya. Jreng!
Kumbakarna mati, dengan kepala terpenggal dari lehernya oleh panah Rama, meski sebelumnya dia di keroyok para wanara dalam satu kisah epos estetis Ramayana.; Kumbakarna adik Rahwana. Peperangan dimanapun tak menguntungkan pihak manapun juga siapapun, hanya merugikan, menghambat perkembangan langkah kebudayaan sebuah negara bangsa di Bumi ini.
Namum jika bersifat mengancam.; Kedaulatan. Keamanan NKRI Pancasila.; Tentara Nasional Indonesia, TNI, bakalan tidak tinggal diam untuk bela negara sebagaimana tertulis di dalam sumpah prajurit.; Sapta Marga. Tentunya pula bersama rakyat NKRI.
Jadi kalau masih anak bawang, janganlah sok ikut-ikutan sekadar jadi pengacau pandir.; Siapa pun ente, sebaiknya cuci kaki selamat bobok siang. Tak usahlah ikutikutan numpang beken di kancah politik Kurusetra. Gong!
***
Jakartasatu Indonesia, Oktober 12, 2024.
Salam NKRI Pancasila. Banyak kebaikan setiap