BANDERA Berkibar,
Relawan Dedi – Erwan
BANDERA laiknya bendera yang tengah berkibar di jagat Jawa Barat. Mewarnai masa kampanye Pilkada 2024 di tatar Parahyangan.
BANDERA adalah kata benda dalam bahasa Sunda yang artinya bendera. Berasal dari bahasa Portugis, yaitu “bandeira”. Tapi BANDERA yang satu ini bukanlah bendera dalam arti sesungguhnya.
BANDERA, singkatan atau kependekan dari BAladNa Dedi – ERwAn. Baladna (bahasa Sunda – Red) bermakna kawan atau kawanan. Baladna persamaan kata Kawannya atau sekutu(nya). Sebut saja Kawannya Dedi – Erwan. Merujuk nama calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat 2024, Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan.
BANDERA diinisiasi Asep Rahmat Ruhwandi, yang akrab disapa Mang Brey. Gerak aktivis muda asal Cianjur ini bermula dari obrolan warkop bersama Dodi Rudiansyah, Adamsyah dan Teguh Raharja. Minat dan niat berkontribusi membangun “Jawa Barat Istimewa” yang digagas Dedi Mulyadi, kontestan Pilgub Jabar 2024. BANDERA lahir sebagai Barisan Relawan Dedi – Erwan.
Postur jumbo tak mengurangi geliat Mang Brey yang didapuk menjadi Ketum BANDERA. Meski sesekali tampak terengah-engah, ia tak kenal lelah dan terus melangkah. Nyaris tanpa jeda. Awal pekan kemarin, Mang Brey mengabarkan berada di Jasinga — kecamatan di Kabupaten Bogor. Berjarak 216 km dari Kota Bandung, yang sebelumnya beracara Jumat Berkah hingga Gelar Budaya bersama Kang DM dan Doel Sumbang di Kab. Bandung, akhir pekan.
BANDERA mendapat support Ketua Tim Pemenangan Dedi – Erwan, Mayjen TNI Purn. Dwi Jati Utomo yang selanjutnya menjadi Ketua Dewan Pembina barisan relawan ini. Tak ingin semata formalitas keberadaannya, BANDERA membangun struktur organisasi ke tingkat daerah se-Jabar. Meliputi sembilan korwil yang mencakup 27 korda (kota/kabupaten).
Tak cuma agenda acara digelar. Dengan covered area yang luas dan masa kampanye relatif singkat, BANDERA menyebar sekira 100 ribu leaflet publikasi Dedi – Erwan.
Tak pula sekadar barisan relawan, BANDERA pun menitipkan aspirasi rakyat kepada paslon “Jawa Barat Istimewa” dengan jargon “Kampung Diurus, Kota Ditata”. Meliputi antara lain: Kepedulian terhadap anak yatim dalam pendidikan hingga perguruan tinggi; Ketersediaan lapangan kerja yang seluas-luasnya dengan penghasilan cukup; Layanan Kesehatan Masyarakat dari Puskesmas Desa dan Membangun pasar tradisi untuk pengembangan UMKM di setiap kawasan pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota.
BANDERA kiranya serupa bendera yang berkibar kelana di angkasa Tatar Sunda. Menjemput pesona Jawa Barat Istimewa. Semoga.
– imam Wahyudi (iW)