ERA TRANSISI PASCA JOKOWI: (7)
Stella Christie Seharusnya Menemui Para Insinyur Atau Teknolog…
Sri-Bintang Pamungkas
Entah si Stella ini telah mendapatkan jawaban yang memuaskan baginya atau belum, atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukannya kepada 100-an Ekonom minggu lalu. Memang seharusnya dia tidak perlu repot-repot buang uang untuk pertemuan itu… Sebab, sangat mungkin dia sendiri tidak tahu masalah yang dihadapinya.
Stella ini orang baru yang ditempatkan menjadi Wakil Mendikbud plus Riset dan Teknologi oleh Prabowo. Kalau dia tahu masalah (problem definition, itu yang pertama dan utama!), maka segala riset yang dia cari untuk membangun Indonesia (solution to the problem) itu sudah ada di mana-mana sejak Revolusi Industri… dan tinggal mengambil saja, atau menjiplak, untuk diwujudkan.
Di Kantor Kementerian Riset dan Teknologi serta BPPT hasil-hasil riset ada berlemari-lemari. Tapi tergeletak begitu saja, tidak pernah dilihat… Dibuatnya juga hanya dimaksud untuk menaikkan Cum, penilaian kumulatif, agar bisa naik pangkat dan naik gaji…
Saya mau straight to the point saja lewat contoh. Kalau kita keluar rumah dan berada di jalanan, maka yang kita lihat adalah ratusan dan ribuan mobil, bus, truk dan lain-lain kendaraan bermotor. Di seluruh Indonesia jumlahnya ratusan juta. Nilainya ribuan triliun Rupiah. Itu semua keluar dari koceknya orang Indonesia dan lari ke luar negeri. Juga setiap tahun begitu…
Untuk bikin mobil di Indonesia sudah tidak perlu riset lagi. Sekalipun, untuk bagian-bagian mobil tertentu, Basic Research masih terus dilakukan di Universitas-universitas Teknik. Dibuatnya, setelah Applied Research, tentu dilakukan di Industri, di pabrik-pabrik.
Alkisah 15 tahun lebih lalu, di SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) Teknik Mesin, Manahan, Solo, dibuatlah mobil Esemka; tanpa riset tapi bisa jadi. Mobil diklaim sebagai buatan Joko Widodo, seorang penjahat penipu, lalu Bengkel SMK nyaris hilang dari berita.
Sedang 30 tahun lebih lalu, Sinivasan, orang keturunan India dari Medan (juga seperti Stella yang entah keturunan apa dia), bisa bikin mobil betulan lewat pabriknya Texmaco Perkasa. Sedan-sedan pertamanya, ada 8, disebut Seri Carnesia, car of Indonesia. Texmaco juga bikin bus dan truk dan sudah banyak terjual… Seluruh komponen, 95% atau lebih, bikinan Indonesia, oleh putera-putera Indonesia. Pak Harto bangga bukan main.
Sampai IMF melihat Texmaco sebagai sesuatu yang berbahaya… Megawati memerintahkan Laksamana Sukardi, Jongos Lippo, untuk menutup Texmaco, dengan berbagai alasan. Para Konglomerat hitam Assembler otomotif bersorak; juga Kompas yang selalu mencemooh produk Texmaco. Texmaco mati… juga Texmaco Textil dan Texmaco Komputer digitalnya.
Jadi Stella Christie tidak usah bikin ulah! Bilang Prabowo, panggil kembali Marimutu Sinivasan. Beri dia modal untuk menghidupkan kembali Texmaco… Mungkin pabriknya di Purwakarta masih ada… Juga para karyawan dan SMK Teknik Mesin Texmaco masih ada… Tidak usah melanjutkan IKN yang tak berguna! Jangan lupa pula penjarakan Laksamana Sukardi!
Tapi satu pabrik mobil saja tidak cukup. Perlu 10 sampai 20 pabrik-pabrik lain di seluruh Indonesia. Pabrik-pabrik itu berisi Mesin-mesin Perkakas lengkap… Dan bisa bikin semua peralatan, termasuk alat-alat berat, alat-alat pertanian… bahkan bisa bikin kapal, pesawat terbang dan drone… serta semua peralatan rumah tangga yang dibikin ACE Hardware yang barusan tutup dan hengkang dari Indonesia…
Tinggal Stella membikin sebanyak-banyak dan sebaik-baik SMK Teknik Mesin, Teknik Elektro dan Teknik Komputer… Dan ambil para Insinyur yang pengangguran untuk memimpin pabrik… Bisa nggak?!“
Jakarta, 9 Desember 2024
Hizbullah Indonesia