ES TEH SANKSI SOSIAL
Oleh : Girarda
Pemerhati sosial
Belum lama ini kita dihebohkan oleh berita seorang Gus Miftah yang sedang ceramah kemudian melontarkan kata g**blok kepada seorang penjual minuman es teh. Walaupun itu disampaikan dengan bercanda, yang terlihat ada orang yang terbahak bahak di belakang Gus Miftah. Sontak hal tersebut menjadi topik hangat di media sosial, hingga viral. Banyak simpati kepada penjual es teh, hingga ada bantuan materi. Dan berbagai hujatan kepada Gus Miftah. Kemudian Gus Miftah minta maaf kepada penjual es teh dan beberapa waktu kemudian mengundurkan diri dari jabatannya sebagai utusan khusus Presiden.
Tindakan Gus Miftah yang minta maaf dan mengundurkan diri dari jabatan patut diapresiasi. Sesuatu yang langka di negeri ini. Dilain pihak kontrol sosial lewat berbagai cuitan di medsos juga mendorong hal ini terjadi. Maka jangan bosan-bosan untuk terus menyuarakan dan memviralkan hal yang kurang adab dan berbagai penyimpangan lainnya. Semoga juga banyak yang mencontoh Gus Miftah untuk cepat sadar diri, dengan minta maaf secara tulus dan mengundurkan diri bila ada jabatan. Jadikan budaya malu untuk melakukan perbuatan menyimpang dan nir adab.
Namun masih banyak orang yang walau dihujat beramai-ramai di medsos tapi tetap tidak bergeming. Tidak ada kata maaf, tidak terlihat ada tindakan koreksi diri, apalagi mengundurkan diri. Yang ada malahan ditutup dengan alibi, publikasi asosiasi dengan tokoh terkenal, bahkan ‘unjuk gigi’ berlindung dibalik kekuatan pelindungnya. Melihat situasi seperti ini sebagai warga negara jangan bosan-bosan untuk terus memviralkan tindakan niradab dan penyimpangan penyimpangan lainnya. Marilah kita ikut aktif berpartisipasi membentuk masyarakat yang lebih beradab, bertanggung jawab atas ucapannya, budaya malu, tidak segan untuk mundur dari jabatan. Sebagai bagian penting untuk Indonesia menjadi negeri maju.