Tangkap Sinyal Positif Presiden Prabowo, Jalih Pitoeng: Ajang Bangsa Indonesia Kembali ke UUD 1945!

JAKARTASATU.COM – Pilkada baru saja usai. Demikian pula halnya Pemilu Legislatif dan Pilpres yang jauh lebih dahulu berlangsung. Kini saatnya para pemimpin terpilih membuktikan niat dan cita-citanya sebagaimana disampaikan pada masa kampanye.

Menurut salah satu pemerhati sosial politik dari tanah Betawi, Jalih Pitoeng berpendapat bahwa bangsa ini boleh dikatakan selama setahun hanya berkutat pada persoalan pemilu saja, bahkan lebih karena ada fase pra pemilu termasuk penyusunan undang-undangnya. Belum lagi tentang anggaran biaya yang mencapai puluhan triliun rupiah. Sebuah angka yang sangat pantastis dan sangat bermanfaat untuk membiayai program-program yang jauh lebih bermanfaat dan tepat guna bagi kemajuan rakyat.

“Kita semua ini sudah sangat capek karena hanya berkutat pada satu persoalan yaitu pemilihan umum. Baik pemilu legislatif, pilpres maupun pilkada” kata Jalih Pitoeng, Senin 16/12/2024.

“Belum lagi soal biaya. Dengan sistem seperti ini sungguh memakan biaya yang sangat pantastis” lanjut Jalih Pitoeng.

“Sehingga dampak dari penyelenggaraan pemilu yang berbiaya tinggi, banyak contoh hasil pemilukada yang melahirkan koruptor-koruptor baru” Jalih Pitoeng mengingatkan.

Guna mencegah terjadinya hal tersebut, menurut Jalih Pitoeng, bahwa bangsa ini harus segera kembali ke sistem Demokrasi Pancasila yang diatur dalam UUD 18 Agustus 1945.

Ketua presidium ASELI (Aliansi Selamatkan Indonesia) yang juga sebagai anggota kelompok kerja tetap (POKJATAP) Gerakan Kembali ke UUD 1945 ini mengajak seluruh komponen bangsa untuk segera kembali memberlakukan UUD 18 Agustus 1945 sebagai garis besar haluan negara yang telah dirumuskan oleh para pendiri bangsa.

Salah satu relawan militan Prabowo yang sempat menikmati dinginnya dinding penjara buatan Belanda di Lapas Kota Tangerang akibat tuduhan makar sekaligus salah satu otak perencanaan penggagalan pelantikan presiden Jokowi 2019 lalu ini merasa bahwa saat ini adalah momentum yang tepat.

“Saat ini adalah momentum terbaik untuk bangsa ini bisa kembali kepada UUD 1945” kata Jalih Pitoeng.

“Alhamdulillah Pak Prabowo sudah memberi sinyal positif tentang upaya kita untuk kembali menerapkan Demokrasi Pancasila sesuai dengan UUD 1945” sambungnya.

“Tinggal bagaimana kita membangun kesadaran kolektif secara nasional tentang pentingnya kita meluruskan arah perjuangan bangsa sesuai dengan cita-cita luhur kemerdekaan bangsa Indonesia” lanjutnya.

Jalih Pitoeng juga membeberkan beberapa alasan kemungkinan besar tujuan mulia tersebut dapat dikabulkan.

“Alhamdulillah, upaya dan usaha kita untuk kembali ke UUD 1945 sudah mulai terindikasi pada kepemimpinan pak Prabowo” imbuhnya.

Yang pertama, pak Prabowo adalah orang yang begitu peduli pada rakyat. Yang kedua, beliau juga sebagai pemimpin koalisi gemuk saat ini. Sehingga, seluruh ketua umum partai tentunya akan lebih mudah untuk melakukan komunikasi atas usulan dan harapan rakyat” ungkap Jalih Pitoeng.

Dan yang ketiga, ini juga sangat penting. Pak Ahmad Muzani saat ini menjabat sebagai ketua MPR RI (Majelis Permusyawaratan Rakyat). Dengan demikian maka upaya konsolidasi antar partai di parlemen akan jauh lebih komunikatif dan efektif” beberapa Jalih Pitoeng.

“Yang tidak setuju, tentunya kaum Oligarki yang selama ini menjadi penikmat amandemen” celetuk Jalih Pitoeng.

“Saya sangat meyakini bahwa hampir sebagian besar pengamat politik dan para ahli hukum tatanegara sepakat dengan pendapat saya bahwa pemilu yang bersifat transaksional seperti saat ini, pemenangnya adalah para bandar” Jalih Pitoeng mengingatkan.

“Sementara rakyat hanya menjadi objek politik sekaligus korban polarisasi bahkan perpecahan akibat kepentingan politik para elit” pungkas Jalih Pitoeng menyesalkan.