CBA Akan Lapor Ke Kejagung Dugaan Korupsi dan Manipulasi di Dinas Kebudayaan DKI Jakarta
JAKARTASATU.COM– Direktur Center For Budget Analisis (CBA), Uchok Sky Khadafi mendukung Ketua Forum Aliansi Masyarakat Anti Korupsi (FORMASI), Jalih Pitoeng agar Kejati DKI Jakarta untuk segera menetapkan tersangka atas dugaan tindakan Korupsi dan Manipulasi di Dinas Kebudayaan DKI Jakarta. Hal itu disampaikan Direktur CBA, Uchok Sky Khadafi dalam keterangannya kepada wartawan pada Selasa, (17/12/2024).
“Kejati DKI Jakarta sudah masuk angin dimana pengaduan Masyarakat mengenai dugaan Korupsi yang sudah diterima oleh Kejati DKI Jakarta hampir Dua bulan, tapi belum ada tersangkanya,” papar Uchok Sky.
“Kalau Kejati DKI Jakarta sudah masuk angin, CBA akan melaporkan kasus ini agar ditangani Kejaksaan Agung (Kejagung) agar segera mengambil alih penanganan kasus dugaan Korupsi dan Manipulasi di Dinas Kebudayaan DKI Jakarta,” tegas Uchok Sky.
“Dan termasuk yang akan CBA laporkan adalah terkait kegiatan Pagelaran seni budaya berbasis Komunitas di Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2023 dengan Anggaran Sebesar Rp 3.205.015.065,” ungkap Uchok Sky Khadafi.
Dimana Anggaran kegiatan tersebut ditemukan Double Anggaran atau tumpang tindih dengan belanja makanan dan minuman rapat untuk kegiatan Pagelaran Seni Budaya Berbasis Komunitas di Provinsi DKI Jakarta dengan Anggaran Sebesar Rp 1.622.606.880,” lanjut Uchok Sky.
“Ngeri ini Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, masa untuk Satu kegiatan saja, untuk belanja Air mineral kemasan, Snack Rapat Bimbingan Teknis dan atau kegiatan sejenisnya menghabiskan Anggaran Sebesar Rp 1,6 Milyar,” terang Uchok Sky.
Menurut informasi yang Kami peroleh dari sumber terpercaya, Bahwa adanya Tindakan Korupsi dan Manipulasi tersebut sudah berlangsung lama dan sangat terorganisir.
Seperti banyaknya Sanggar-sanggar Fiktif yang digunakan untuk menarik atau menagih Pembayaran Jasa penampilan seni budaya di Dinas Kebudayaan DKI Jakarta dalam berbagai event. Sementara Pelaku Seni dari sanggar yang sesungguhnya tidak dilibatkan dalam proses pengurusan tagihan atas penampilan atau pementasan yang telah mereka lakukan.
Rupanya Hal tersebut membuat Tokoh Muda Betawi sekaligus Aktivis yang kritis ini marah karena merasa Anggaran pelestarian dan pengembangan budaya di Korupsi.
“Jadi mereka Saudara-saudara Kita hanya digunakan Nama, KTP dan NPWP mereka saja. Sedangkan Anggarannya mereka tidak terima,” Pungkas Jalih Pitoeng. (Yoss)