Damai Lubis: Prabowo Baiknya Pecat Muruarar Sirait Sakiti Rakyat Tidak Punya Rumah Sendiri
JAKARTASATU.COM— Pengamat Hukum-Politik Mujahid 212 Damai Hari Lubis mengatakan Maruarar Sirait pembantu Presiden RI Prabowo Subianto di bidang perumahan dan kawasan pemukiman (PKP) membuat orang miskin tertekan batinnya, karena pada Rabu, 18-12-2024 dalam pernyataannya di Grand Sahid Hotel, (18/12/2024) Jakarta Pusat yang banyak dilansir berbagai media.
“Maruarar menyebut “masyarakat tidak punya” dengan label atau sebutan miskin, dengan alasan karena belum memiliki rumah pertama, atau masih tinggal di rumah kontrakan,” kata Pengamat Politik dan Hukum Mujahid 212 Damai Hari Lubis Kamis (19/12/2024).
“Sebagai aparatur pemerintah Maruarar seharusnya hindari penyebutan dengan label “miskin”, sekalipun nyatanya memang orang miskin”, idealnya Maruarar menyebut “Masyarakat Prioritas Penerima Manfaat Rumah Tinggal (MPPMRT)”, jadi tidak menyebut dengan konotasi yang merendahkan martabat orang miskin, karena kata miskin tidak elok untuk digunakan,” tambahnya.
Damai Lubis mengemukakan selebihnya Maruarar harus jelas agendanya agar orang miskin mendapatkan rumah tinggal. Jangan merasa hebat sekedar memiliki ide, tanah sitaan milik eks koruptor untuk orang miskin, sebelum berkejelasan berapa uang muka, berapa cicilannya perbulan, belum lagi apakah usulnya mendapat persetujuan Presiden serta DPR RI. Namun lacur Maruarar sudah lebih dulu menyakiti hati golongan “masyarakat yang tak mampu”.
“Jangan sampai label miskin ditaruh di KTP atau Kartu Keluarga/ KK sepanjang hidupnya, karena tak sanggup memiliki rumah,” tegas Damai Lubis.
Menurut Damai Lubis, selaku seorang Menteri Maruarar harus memahami dirinya dituntut secara moral agar tidak asal bicara terkait orang miskin, tanpa agenda dan solusi yang jelas untuk rakyat bakal mendapatkan rumah tinggal milik sendiri.
“Sehingga akhirnya label miskin malah membuat para orang miskin menjadi tertekan batin saat beraktivitas dilingkungan kehidupan dalam kesehariannya,” ucap Damai Lubis.
Damai Lubis mendorong Muruar untuk minta maaf secara terbuka sebab rakyat hingga hingga kini belum memiliki rumah sendiri.
“Sehingga untuk kebaikan jatidirinya selaku menteri dan utamanya menjaga citra Kabinet Merah Putih di mata publik, Maruarar harus nyatakan maaf secara terbuka kepada publik bangsa ini yang sampai saat ini belum memliki rumah sendiri. Andai Maruarar enggan minta maaf, Prabowo tidak keliru untuk pecat segera Maruarar Sirait,” tutur Damai Lubis.
Diketahui, CNNIndonesia “Menteri Ara Usul Rakyat Belum Punya Rumah Masuk Kategori Miskin” 18/12/2024, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman
Maruarar Sirait mewacanakan penduduk yang belum memiliki rumah dimasukkan dalam kategori masyarakat miskin.
“Saya pikir sangat pantas kita masukkan juga kalau orang belum punya rumah, rumah yang pertama, masuk kategori miskin,” ujar pria yang akrab disapa Ara ini dalam acara Rakornas Keuangan Daerah Kemendagri, Jakarta, Rabu (18/12/2024).
Ara lantas membandingkan kriteria masyarakat miskin yang dikeluarkan oleh Bank Dunia, yakni konsumsi batas kalori harian tertentu saja sudah dianggap keluar dari kategori masyarakat miskin.
“Bagaimana dia dianggap sudah tidak miskin. Sementara dia belum punya rumah?” ucapnya.
Pada saat yang sama, Ara juga mengusulkan tanah hasil sitaan koruptor dijual murah kepada masyarakat yang kurang mampu.
Ia mengaku telah menyampaikan usulan itu ke Presiden Prabowo Subianto untuk dimasukkan dalam program strategis nasional bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Ara mengatakan program itu akan menyasar MBR yang tersebar di 30 hingga 50 kota di seluruh Indonesia.
“Bagaimana tanah-tanah dari kejaksaan, satu kasus saja ada 1000 hektare dari eks BLBI. Bagaimana tanah-tanah koruptor itu bisa juga kita berikan atau kita jual dengan harga murah kepada rakyat,” ucap Ara. (Yoss)