Apakah TNI AL Tidak Malu, Kedaulatan Wilayah Laut Indonesia Diobok-obok Proyek PIK-2 Milik Aguan dan Anthoni Salim?
Oleh : Ahmad Khozinudin, S.H.
Advokat
Koordinator Tim Advokasi Melawan Oligarki Rakus Perampas Tanah Rakyat (TA-MOR-PTR)
Penulis menyaksikan langsung, bagaimana di Republik Indonesia ini ada ‘Entitas Negara Dalam Negara’. Realitasnya, diantaranya dapat terindera oleh siapapun yang datang ke pinggiran laut Pulau Cangkir, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang.
Disana, ada pagar laut tanpa izin yang dibuat oleh PIK-2 yang menghalangi akses Nelayan Kronjo untuk melaut. Pagar laut yang terbuat dari bambu ini pernah diterobos oleh Kapal Nelayan.
Namun, petugas PIK-2 menghalau Nelayan agar tidak memasuki kawasan laut yang diklaim milik korporasinya Aguan. Pagar itu pun ditutup kembali.
Akhirnya, Nelayan tidak bisa mengakses laut untuk mencari Ikan melalui jalur yang biasa digunakan. Mereka harus memutar, mengitari pagar laut hingga jarak hampir 10 km. Akibatnya, boros BBM, waktu tak efektif, hasil tangkapan ikan berkurang.
Anehnya, TNI AL sebagai garda penjaga teritorial dan kedaulatan laut seperti tak berdaya. Korporasi Aguan makin merajalela, memagari laut semaunya, menguasai pantai seenak perutnya, seolah negeri ini milik Aguan.
Kalau TNI AL tak berdaya menjaga wilayah kedaulatan laut Indonesia di Laut Natuna Utara dari rongrongan China, karena keterbatasan Alutsista masih bisa dimaklumi. Akan tetapi, bagaimana bisa, TNI AL kalah di Wilayah Pantai Utara? Kenapa tidak ada yang berani, mencabut pagar kedaulatan Aguan agar laut rakyat kembali dibebaskan? Agar kedaulatan negara kembali ke pangkuan NKRI?
Apalagi, pasca kemunculan Nono Sampono yang berbangga dengan korps Marinirnya, berbangga dengan pangkat Letjen TNI AL nya, berbangga pernah berguru dengan Jenderal LB Moerdani, tapi malah menjadi ‘Harder’ AGUAN yang membela PIK-2. Seolah-olah, Republik ini benar-benar ada dibawah kendali ketiak AGUAN.
Nono Sampono, begitu fasih membela korporasinya Aguan. Tutup mata dan telinga, pada berbagai derita dan kepiluan rakyat.
Tutup mata, atas banyaknya raga yang cacat, jiwa yang melayang, karena truck pengangkut material tanah timbun proyek PIK-2. Tutup mata, atas dampak isolasi, banjir, kerusakan lingkungan, kehilangan mata pencaharian karena proyek PIK-2.
Tutup mata, atas berbagai protes dan keluh kesah rakyat. Bahkan, oleh Nono semua itu hanya dianggap gelembung kecil diantara arus besar proyek PIK-2.
Wahai para Jenderal, baik yang di TNI maupun Polri. Masihkah ada tersisa sedikit kebanggaan atas jiwa Sapta Marga, Jiwa Tri Brata, ketika telah nampak secara nyata, NKRI dikerat-kerat Republik AGUAN? Masihkah ada, rasa malu makan dan minum dari gaji rakyat, sementara membiarkan rakyat menjadi yatim, dizalimi AGUAN tanpa pembelaan?
Tanah rakyat dirampas. Laut rakyat dipagari. Sawah dan Empang rakyat diurug. Sejarah dan peradaban Islam Banten akan digusur, Banten akan di-Singapura-kan. [].