JAKARTASATU.COM– Kereta Api Indonesia (KAI) siap blacklist mereka yang coba naik kereta tanpa ada tiket. Peringatan KAI ini buntut dari “kecolongan” KAI terhadap salah seorang penumpang yang ramai dinarasikan sebagai penggemar kereta (railfans) kedapatan naik kereta tanpa tiket.
“Ramai kasus orang yang coba-coba naik kereta api tanpa tiket dan ketahuan petugas. Kalau sudah begini, siap-siap di-blacklist naik kereta api ya!” peringatan KAI di akun X resminya, Jumat (27/12/2024).
Setiap penumpang kereta api, ditekankan KAI wajib bertiket dan petugas akan melakukan pemeriksaan tiket saat di stasiun keberangkatan.
“Pemeriksaan berlapis juga dilakukan Kondektur secara terus-menerus saat di atas kereta api, dengan aplikasi Check Seat Passenger. Jadi, jangan coba-coba ‘ngambing’ kayak zaman dulu lagi ya!” tekannya lagi.
Ngambing adalah naik kendaraan umum secara ilegal sembunyi-sembunyi tanpa tiket.
Oknum railfans atau penggemar kereta api itu kedapatan naik kereta api tanpa tiket dari Jakarta ke Yogyakarta dan dari Yogyakarta ke Jakarta. Aksi railfans berinisial GGR terbongkar petugas saat di Cirebon.
“Orang itu disinyalir, railfans yang ‘nakal’,” kata Manajer Humas KAI Daop 6, Krisbiyantoro, dikutip Kumparan.
Krisbi mengatakan peristiwa terjadi pada 25 Desember 2024. GGR naik KA 135 Bogowonto. “Dari stasiun Cirebon Prujakan, kondektur mendapati 1 penumpang tanpa tiket. Gerak gerik penumpang mencurigakan karena sering keluar masuk toilet dan saat ditanya tiketnya penumpang tidak bisa menunjukkan setelah dimintai keterangan,” katanya.
Krisbi menyebut, GGR naik KA 135 Bogowonto dari Stasiun Kroya. Sedangkan dari Jakarta, ia naik dua kereta berbeda yakni Cikuray dan Kahuripan menuju Stasiun Lempuyangan. Aksinya kala itu tidak diketahui petugas.
“Lalu kembali menggunakan KA Manahan dari Yogyakarta ke Kroya. Dari Kroya lalu kembali naik KA 135 Bogowonto namun ketahuan kondektur saat KA berangkat stasiun Cirebon Prujakan,” katanya.
Modus yang dilakukan oknum railfans nakal ini adalah membeli tiket di Traveloka lalu di-screenshoot pemesanannya namun tidak melakukan pembayaran.
“Saat di stasiun saat boarding, penumpang tersebut menggunakan cara menunggu boarding dalam keadaan ramai penumpang dan waktunya mepet keberangkatan KA agar bisa diperbolehkan masuk tanpa mencetak tiket. Hanya bisa digunakan di stasiun yang belum tersedia boarding FR,” jelasnya.
GGR kemudian diturunkan di Stasiun Pasar Senen (PSE) untuk dimintai keterangan lebih lanjut. (RIS)