Kalau Anda di Kanan, Sering-Seringlah Menoleh ke Kiri, Kalau di Kiri Sering Seringlah Menoleh ke Kanan

Hendrajit
Analis Geo-Politik

Spektrum kiri ini memang luas, membentang dari kiri dalam sampai ke kiri tengah dan luar. Ada yang bersinggungan dengan nasionalisme, sosialis demokrat yang acapkali bingung dan galau apakah sejatinya merupakan jalan tengah atau jalan ketiga. Sampai akhirnya bersinggungan dengan model komunisme seturut keberhasilan Lenin dan Mao di Rusia dan Cina.

Di Indonesia, paham pikiran kiri menjadi krusial bukan cuma di era orba. Bahkan sejak era 1920an saat Snevliet mengeksport paham kiri ke sini. Snevliet sejatinya sosdem sayap kiri Belanda yang merasa lagi frustrasi dan jalan buntu. Tiba-tiba di indonesia menemukan Sarekat Islam sebagai kancah yang tepat karena punya massa kuat. Problemnya, Snevliet sebagai perawi dari marxis leninisme, tidak menghayati kondisi geografis sebagai latar lenin, stalin dan Trotzky membentuk pemikiran dan menyusun strategi pergerakannya. Alhasil, paham kiri marxis leninisme hasil perawian Snevliet dan Bars lebih dipengaruhi cita rasanya sebagai orang belanda alih-alih rusia. Sejarah tragis PKI 1926, 1948 dam 1965, berakar pada tidak nyambungnya kerangka teori, analisis dan strategi gerakan.

Pada sisi lain, kiri yang muncul di luar lingkup pengaruh Snevliet dan Bars, adalah paham sosialisme fabian ala Inggris, yang pada perkembangannya jadi pseudo sosialis lantarannya tergelincir jadi penganut kapitalis liberal terselubung. Sangat tepat Tan Malaka mengistilahkan kaum sosdem adalah montir-mortir kapitalis. Ironisnya, di kalangan kita di Indonesia, kaum sosdem ini dipandang sebagai kelompok kiri. Intinya, paham sosdem pun tidak menolong banyak untuk mengurai benang kusut hakekat paham pemikiran kiri ini. Kalau nggak mau dibilang malah bikin makin ruwet.

Untuk mengatasi kebuntuan ini, secara guyon saya menawarkan solusi gini. Kalau anda kanan, sering-sering lah menoleh ke kiri. Kalau anda di kiri, sering-seringlah menoleh ke kanan. Supaya kita makin menjadi indonesia. Jangan-jangan itu klop dengan spirit  pembukaan UUD 45 alinea keempat. Sosialisme berwatak indonesia. Yang sayangnya visi tsb belum dijabarkan jadi strategi dan rancang bangun sistem.