Fenomena Koin Jagat dalam Perspektif GRC
OLEH Dr. Kemal H. Simanjuntak, MBA, GRCE*)
Koin Jagat menjadi salah satu inovasi digital yang menarik perhatian luas di Indonesia. Permainan digital yang menggunakan aplikasi Jagat sebagai platform utamanya ini dikembangkan oleh Jagat Technology Pte. Ltd., perusahaan yang berbasis di Singapura dan Indonesia, dan telah diunduh lebih dari 5 juta kali. Koin Jagat pertama kali diluncurkan pada 2022 namun menjadi sangat populer sejak minggu pertama Januari 2025.
Aplikasi ini memadukan teknologi social networking dengan gamification, sehingga menciptakan pengalaman interaktif melalui fitur Treasure Hunt yang memungkinkan pengguna berburu koin di lokasi tertentu, dengan menggunakan peta digital. Pengguna harus mencari dan mengumpulkan koin virtual yang tersebar di berbagai lokasi publik di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Bali. Koin yang terkumpul dapat ditukarkan dengan uang, mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Pendekatan ini berhasil menarik pengguna, terutama di kalangan usia produktif 18-35 tahun.
Teknologi social networking dalam aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk saling terhubung, berbagi lokasi, dan berinteraksi di ruang digital yang terintegrasi dengan aktivitas di dunia nyata. Hal ini memperluas jejaring komunitas, mempererat hubungan antarpengguna, dan menciptakan ruang kolaborasi baru. Dipadukan dengan gamification, penerapan elemen permainan dalam konteks non-permainan, aplikasi ini membuat aktivitas berburu koin menjadi menyenangkan dan memotivasi pengguna untuk berpartisipasi aktif.
Aplikasi ini tentu memiliki potensi besar mempercepat adopsi ekonomi digital berbasis komunitas. Aktivitas berburu koin tidak hanya meningkatkan interaksi sosial tetapi juga mendukung perekonomian lokal. Banyak usaha mikro-kecil di sekitar lokasi berburu, seperti warung makan dan kedai kopi, dilaporkan mengalami peningkatan omzet hingga 30% karena lonjakan pengunjung yang tertarik berburu koin. Ini adalah contoh nyata tentang cara teknologi menciptakan peluang ekonomi baru di masyarakat.
Namun, keberhasilan aplikasi ini tidak terlepas dari risiko dan kerugian yang mungkin timbul. Salah satu risiko utama adalah ketergantungan teknologi, terutama pada kelompok anak-anak dan remaja. Mereka dapat menghabiskan waktu yang berlebihan menggunakan aplikasi, yang berpotensi mengganggu aktivitas belajar, waktu istirahat, dan interaksi sosial di dunia nyata. Selain itu, muncul kekhawatiran tentang privasi pengguna. Fitur social map yang memungkinkan pelacakan lokasi real-time dapat meningkatkan risiko penyalahgunaan data pribadi, yang berpotensi mengancam keamanan pengguna jika tidak dikelola dengan baik.
Kerugian lainnya adalah kerusakan fasilitas umum. Di beberapa kota, lonjakan pengguna di lokasi berburu koin telah menyebabkan kerusakan pada taman kota, jalur pejalan kaki, dan fasilitas umum lainnya. Di Surabaya, laporan menunjukkan adanya billboard yang roboh oleh pengguna aplikasi. Aktivitas pengguna Koin Jagat telah menyebabkan keresahan di masyarakat. Fasilitas umum rusak, sampah menumpuk, hingga kemacetan di lokasi berburu koin. Pemerintah harus berupaya mengelola dampak ini dengan memperketat pengawasan di lokasi-lokasi yang menjadi pusat aktivitas berburu koin.
Dari sisi ekonomi, meskipun aplikasi ini memberikan manfaat besar bagi UMKM, ada risiko ketimpangan ekonomi, di mana hanya pelaku usaha tertentu yang mendapatkan keuntungan. Selain itu, jika pengelolaan aktivitas berburu koin tidak dilakukan dengan baik, aplikasi ini berpotensi menciptakan konflik antarwarga, terutama jika terjadi pelanggaran privasi atau persaingan yang tidak sehat di lokasi berburu.
Pendekatan GRC (Governance, Risk, and Compliance) dapat menjadi landasan kokoh dalam mengantisipasi dan mengelola dampak yang muncul dari aplikasi seperti Koin Jagat. Dalam pendekatan ini, aspek governance akan memastikan bahwa semua pihak yang terlibat dalam pengelolaan aplikasi, termasuk pengembang dan pemerintah, memiliki arah dan kebijakan yang jelas untuk mendukung tujuan sosial dan ekonomi tanpa mengabaikan dampak negatifnya.
Governance yang baik mencakup penerapan prinsip TARIF (Transparansi, Akuntabilitas, Responsibilitas, Independensi, dan Fairness). Transparansi memungkinkan akses pengguna terhadap informasi penting, seperti fitur aplikasi yang aman dan perlindungan data. Akuntabilitas dapat diwujudkan dengan pembentukan tim pengelola yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan yang ramah pengguna. Responsibilitas dan fairness melibatkan pengguna dalam penyusunan kebijakan aplikasi, menciptakan rasa memiliki, dan mendorong partisipasi kolektif untuk menjaga keberlanjutan aplikasi.
Dari sisi Risk Management, manajemen risiko proaktif diperlukan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang muncul. Risk Framework yang kuat mencakup kebijakan, strategi, dan prosedur untuk mengelola tantangan seperti kerusakan fasilitas, pelanggaran privasi, dan dampak lingkungan. Teknologi deteksi dini, seperti pemantauan data pengguna dan algoritma keamanan, dapat diintegrasikan untuk memitigasi risiko yang lebih besar. Pendekatan berbasis PDCA (Plan-Do-Check-Act) menjamin perbaikan berkelanjutan dalam pengelolaan aplikasi.
Selanjutnya, Compliance Management System memastikan bahwa setiap aktivitas yang dilakukan dalam aplikasi mematuhi regulasi yang berlaku, termasuk perlindungan data pribadi dan standar keberlanjutan. Penyediaan audit rutin, inspeksi berkala, dan pelaporan kepada regulator menjadi bagian penting untuk memastikan bahwa aplikasi ini memenuhi standar yang telah ditetapkan.
Jane Smith dari Harvard University (2023), menekankan pentingnya pendekatan holistik dalam pengelolaan aplikasi berbasis teknologi. Governance yang baik bukan hanya tentang kebijakan yang jelas, tetapi juga tentang bagaimana kebijakan tersebut diterapkan dengan adil dan transparan. Manajemen risiko yang efektif harus mencakup partisipasi aktif dari semua pemangku kepentingan.
Dalam konteks Koin Jagat, tanggung jawab pemerintah sebagai regulator adalah memastikan bahwa aplikasi ini beroperasi sesuai dengan regulasi yang berlaku dan melindungi kepentingan publik. Aparat penegak hukum memiliki peran penting dalam mengawasi dan menindak pelanggaran yang terjadi di lapangan, serta memastikan bahwa privasi dan keamanan pengguna terjaga.
Pengguna juga memiliki tanggung jawab untuk menggunakan aplikasi dengan bijak, mengikuti aturan yang ditetapkan, dan melaporkan aktivitas mencurigakan atau pelanggaran. Developer Koin Jagat harus terus mengembangkan dan memperbarui fitur aplikasi untuk meningkatkan pengalaman pengguna, serta bekerja sama dengan pemerintah dan komunitas untuk memastikan aplikasi ini memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat.
Sarah Johnson, pakar teknologi dan regulasi dari MIT Media Lab (2023), menyatakan, pengembangan teknologi berbasis gamifikasi harus selalu mempertimbangkan aspek tata kelola, risiko, dan kepatuhan untuk memastikan dampak sosial yang positif. Pengembang memiliki tanggung jawab untuk menciptakan ekosistem yang aman dan inklusif, sementara regulator harus menyediakan kerangka kerja yang mendukung inovasi tanpa mengorbankan keselamatan pengguna.
Dengan tata kelola yang baik, manajemen risiko proaktif, dan kepatuhan konsisten terhadap regulasi, Koin Jagat dapat dikelola secara berkelanjutan dengan memperhatikan aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Pendekatan GRC menjadi kunci dalam memastikan aplikasi ini tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek tetapi juga mendukung keberlanjutan ekosistem digital Indonesia. Dengan implementasi yang tepat, Koin Jagat dapat menjadi model inovasi digital yang mampu memadukan kemajuan teknologi dengan tanggung jawab sosial, memberikan dampak positif bagi masyarakat, perekonomian, dan budaya bangsa.***
*) Konsultan Manajemen, GRC Specialist, Asesor LSP TRK (Tata Kelola, Risiko, Kepatuhan)