BRICS Vs Bandung Spirit

Oleh : Salamuddin Daeng

Konon katanya Indonesia secara resmi telah  bergabung dengan aliansi Brazil, Russia, India, China, and South Africa (BRICS). Apakah ini sebuah keputusan yang benar? Apakah ini sejalan dengan  pembukaan UUD 1945. Apakah sesuai dengan Pancasila? Benarkan ini merupakan suatu usaha perjuangan politik bebas aktif? Apakah ini pelaksanaan politik Non Blok? Pasti pertanyaan konstitusionalnya demikian. Jika tidak berdasarkan itu semua maka aliansi atau  persekutuan internasional tersebut melanggar konstitusi.

Namun akan ada orang yang berkata untuk membenarkan sebuah keputusan politik yang diambil pemerintah. Pembenaran itu dengan mengatakan BRICS hanyalah sebuah kerjasama perdagangan atau keuangan, tidak ada hubungannya dengan amanah politik luar negeri bebas aktif yang memang dibuat untuk menghadapi imperialisme, kolonialisme atau nekolim. BRICS akan diklaim sebagai kerjasama ekonomi semata.

Benarkan semua bisa demikian? Apakah BRICS bukan sebuah aliansi untuk persiapan perang, atau aliansi yang dapat menjadi pemicu perselisihan, sengketa dan akhirnya perang, lebih dari yang dulu pernah dibuat yakni perang dingin, sekarang bisa jadi perang hangat, bisa jadi akan ada benturan seperti yang dimulai di Eropa hari ini? Pertanyaan ini harus diajukan karena BRICS sudah menyentuh aspek tertinggi penyebab  perselisihan, sengketa, dan perang terbesar yakni memperbutkan kekuasaan atas uang.

Intelijen tau bahwa ujung dari semua pertarungan dan persekutuan politik internasional adalah memperebutkan otoritas atas keuangan. Siapa kelompok mengontrol keuangan maka akan mengontrol currencies, mengontrol perdagangan, mengontrol energi, dan seluruh aspek sosial politik, maka kekuatan itu lah yang berkuasa.

Apa yang menjadi motivasi utama pembentukan BRICS adalah dalam rangka melepaskan diri dari otoritas dolar yang dipegang oleh The Federal Reserve yang kantornya ada di Amerika Serikat. BRICS hendak membuat mata uang sendiri, sebagai alat tukar bersama, dan digunakan memfasilitasi perdagangan antara anggota nya dan diharapkan akan diakui dan digunakan oleh non anggotanya.

Usaha BRICS untuk mengontrol keuangan itulah sesungguhnya bentuk diplomasi internasional dengan pencapaian tertinggi. Itulah kerjasama inti di antara semua negara anggota BRICS. Jika dulu Amerika Serikat dan Eropa dianggap sebagai blok kapitalis dan Russia dan teman temanya adalah blok komunis, maka sekarang Rusia dan teman temannya adalah blok baru yang memiliki posisi lebih tinggi dari blok politik mereka yang lama, karena sekarang berhadapan langsung dengan AS dan sekutunya memperebutkan otoritas atas keuangan global.

Apa yang menjadi dasar sistem keuangan BRICS yang nantinya akan sanggup menghadapi atau mengganti supremasi dollar AS? Ini yang harus dicermati. Banyak pihak kurang menyadari bahwa BRICS tidak berbeda dengan dolar AS. Jika dollar AS mendasarkan sistem keuangannya pada minyak dan menyebut dirinya dengan petro dollar sistem, BRICS ternyata juga akan menggunakan komoditas terutama gas sebagai dasar sistem keuangannya. Dengan demikian maka BRICS adalah rezim yang jenis kelaminnya sama, yakni rezim petro gas. Rusia terutama adalah negara dengan kekayaan gas terbesar di dunia.

Ini adalah awal baru, perang yang lebih panas sebagai kelanjutan perang dingin dan dapat berubah sewaktu waktu menjadi perang yang sebenarnya. Mereka pun kekuatan petro dolar dan BRICS  tengah  berhadapan hadapan memperebutkan senjata paling utama dalam pertarungan internasional yakni senjata keuangan. Tidak ada yang lebih parah akibatnya dari pada benturan kepentingan keuangan yang menimbulkan ledakan keuangan. Semua orang bisa sekarat karena ini tanpa terkecuali terkena serpihan ya.

Apakah Indonesia akan terlibat dalam pertarungan ini, pertarungan antara block petro dolar dan block BRICS? yang keduanya tengah sekarat dan mencari sandaran untuk keluar dari kemelut krisis kapitalisme? Krisis yang menuntut pelaksanaan nekolim dalam skala yang lebih luas lagi. Krisis yang menuntut korban sekelompok manusia dan sejumlah negara bagi eksistensi negara penjajah.

Sementara Indoneia telah menetapkan diri dalam aliansi gerakan non blok, tidak ikut ikutan perang kapitalis imperialistik ini, tidak ikut dalam usaha usaha dominasi dan ekploitasi bangsa lain. Indonesia telah menetapkan cita cita internasionalnya yakni menyatakan dengan tegas bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. Itulah jalan untuk mewujudkan perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Itulah Bandung Spirit kata Prof. Samir Amin Sorbon Paris tahun 2010 lalu. Bandung Spirit yang bersumber dari  Dasa Sila Bandung adalah  jalan keluar satu satunya bagi penyelesaian krisis kapitalisme yang melanda dunia. To build the world a new