Pagar Laut Misterius, Perlu Tindakan Serius
JAKARTASATU.COM— MIRIP paduan suara yang tetiba membahana. Padahal jauh sebelumnya tersedak diam, tanpa suara. Apalagi, kalau bukan sengkarut kabar pagar laut misterius di lepas pantai Tangerang.
Presiden Prabowo pun perintahkan pagar laut itu dicabut dan diusut tuntas. Perintah tegas, jelas dan lugas. Frasa diusut tuntas dapat diartikan sebagai perkara hukum.
Namun seberapa hebat masalah itu hingga presiden harus turun tangan? Seolah ada “kekuatan” di luar rezim yang bagai untouchable hand. Perintah presiden bak klimaks musik dalam paduan suara.
Saling bersahutan pernyataan seputar pagar laut yang konon misterius. Kemenko Perekonomian menyebut pagar laut bukan bagian dari PSN (proyek strategis nasional -pen). Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) merilis dua pernyataan lugas. Akan membongkar pagar laut misterius Tangerang. Pun KKP masih mencari pelaku pemasangan pagar laut misterius itu. Berikutnya suara parlemen. Komisi-IV DPR RI ingin (soal) pemagaran laut dibawa ke ranah hukum.
Tinggal pilih mana yang cocok dan bersifat sesegera. Hal yang sejatinya cukup dengan tindakan KKP sebagai leading sector masalah. Meski terkesan no viral no justice, justru setelah sejumlah pengamat dan pemerhati bersuara lantang. Adapun Presiden Prabowo harus turun perintah, tentu lebih baik hingga sengkarut tak berlanjut. Hal terpenting tak menyisakan preseden buruk dalam aspek penegakkan hukum.
Semisterius apa soal pagar laut yang distempel misterius itu? Muncul di hamparan lepas pantai sepanjang 30,16 km. Sejauh mata memandang, tampak kasat mata. Tak mungkin dibangun dalam sekejap bak legenda Sangkuriang. Bukan di hutan belantara yang tak berpenghuni nun jauh di sana. Konon pula, tak jelas empunya. Lantas disandingkan diksi “untuk keperluan apa”.
Nyatanya ada pihak yang kadung kebakaran jenggot. Sosok pengembang kaliber nasional. Lantas buru-buru menyewa pengacara untuk ikut mengatur lalu-lintas opini publik seputar pagar laut misterius di pantai Tangerang. Terkesan ingin buru-buru cuci tangan. Kalau meyakini “tangan tak kotor” dan tak ada sangkut paut, mengapa juga mesti menggeliat kayak cacing tanah?!
Negara harus senantiasa berwibawa. Sungguh, pagar laut misterius perlu tindakan sejurus serius.***
– imam wahyudi (iW)
jurnalis senior di bandung