Kosmos
Oleh Taufan S Chandranegara, praktisi seni, penulis.
Daya cipta universal telah diberikan kepada kehidupan bumi. Tafakur. Bersyukur tanpa batas barangkali menjadi kewajiban khusus bagi hidup makhluk manusia. Apakah di planet luar bumi ada kehidupan lain. Tak satupun mampu mengetahuinya sekalipun sebuah negara sekuler lewat sains miliknya konon; mencoba menerka-nerka dengan nalar terbatas.
Oh, tak ada satupun kesalahan kalau makhluk berinteligensi mencoba meranah puncak keilmuan, sekalipun, sekali lagi, tetap terbatas. Ulah sombong bel, ente ditiupkan ruh di badan bukan berarti akan lebih hebat dari malaikat, sekalipun konon manusia diciptakan paripurna. Ehem, lantas berani mencoba melawan Sang Pencipta. Wow! Hebat amat sih.
Ada pelajaran baru-baru ini, di depan mata dunia. Tak satupun makhluk manusia berdaya guna; tampak pandir di depan takdir Sang Pencipta Seru Sekalian Alam. Masih berani membantah; kekuasaan manusia amat sangat terbatas. Tampak makin pandir menghadapi takdir Tuhan-nya. Masih berani menepuk dada; menantang Sang Pencipta di corong publik.
Sejarah kewahyuan hingga tertulis di Kitab Suci. Gamblang.; Manusia diciptakan dengan segala kelemahannya. Enggak mau ngaku juga, baiklah tak apa simpan saja apapun di benak itu.; Asal jangan nyasar memuja misteri mistik-menuju musrik lelembut. Wadaw! Bahaya awal mula runtuhnya keimanan manusia di manapun bumi di pijak.
Baiklah.; Kalau ada loh. Manusia mencoba bermain mistik atau memuja wawasan itu.; Wadaw lagi. Itu namanya nekad dot com, sebab telah mencoba keluar dari peta kosmos kehidupan Keilahian. Wah. Maaf ya. Cuma mau ngobrol loh. Gini ya,; Kemistikan atau dunia mistik terbatas pada nalar manusia, alias sekali lagi bersifat horizontal, meski tampaknya telah menjadi keyakinan pemberhalaan benda maupun non benda. Nah loh.
Beda dengan penemuan antropologis demi perkembangan sains lapau sebagai sebuah rasionalitas, fakta sains bahwa pada lampau ada kehidupan bla bla. Ye udeh sampai di situ saja sebagai nalar akademis.; Jangan lantas kebendaan temuan ataupun spirit antropologis dijadikan pemberhalaan, misalnya loh.
Hukum Ilahiah telah memberi all in one pertanyaan plus jawaban, di setiap sel otak makhluk hidup-inteligensi khusus prima spekta ditiupkan pada manusia oleh Tuhan Yang Maha Esa. Itu sebabnya kewajiban manusia; utamanya beriman pada Sang Pencipta, plus meraih langit pendidikan setinggi-tingginya, untuk membuka kunci, rumus-rumus sains.
Itu sebabnya pula, konon ada norma di ruang kehidupan dalam arti luas,; Untuk saling belajar guna meraih keimanan sains seluas-luasnya, setinggi-tingginya. Oleh karena itu, lagi, di hati manusia tersedia ruang silaturohim terbening. Alhamdulilah.
***
Jakartasatu Indonesia, Januari 19, 2025. Salam NKRI Pancasila. Banyak kebaikan setiap hari.