JAKARTASATU.COM – Tepat seratus hari setelah Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka resmi memimpin pemerintahan, evaluasi terhadap kinerja kabinet mereka menjadi sorotan tajam. Data dari laporan yang dirilis oleh Center of Economic and Law Studies (CELIOS) menunjukkan bahwa ekspektasi masyarakat jauh dari kenyataan.
Presiden Prabowo mendapat skor rata-rata 5 dari 10, sementara Wakil Presiden Gibran hanya mencapai angka 3 dari 10. Responden mengungkapkan rasa kecewa terhadap rendahnya kualitas kepemimpinan, dengan 38% menilai buruk dan hanya 14% yang menilai baik. Secara keseluruhan, 42% responden menilai kinerja kabinet Prabowo-Gibran sebagai “buruk,” dan 7% bahkan menyebutnya “sangat buruk.”

Selain itu, laporan ini mengungkap tantangan besar dalam memenuhi janji-janji politik. Sebanyak 74% responden menyatakan bahwa hanya sebagian kecil janji yang berhasil direalisasikan, sementara sisanya masih jauh dari harapan. Dengan hasil ini, apakah pemerintahan Prabowo-Gibran siap menghadapi kritik publik yang terus membesar?

Menteri Berkinerja Buruk
Laporan CELIOS mengungkapkan daftar menteri yang mendapat rapor merah selama 100 hari pertama Kabinet Merah Putih. Menteri Hukum dan HAM Natalius Pigai berada di peringkat pertama dengan skor -113, disusul oleh Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi (-61) dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia (-41).
Natalius Pigai mendapat kritik tajam atas minimnya kebijakan signifikan terkait HAM. Sementara itu, Budi Arie dinilai gagal menghadirkan terobosan di sektor koperasi. Program ketahanan energi yang diinisiasi Bahlil juga dianggap tidak efektif, memicu skeptisisme publik.
Sebanyak 88% responden menyarankan perombakan kabinet dalam waktu enam bulan pertama pemerintahan. Ini menjadi alarm bagi para menteri berkinerja buruk untuk segera memperbaiki kinerjanya atau menghadapi risiko reshuffle. |WAW-JAKSAT