Herry Uji “Kesaktian”
Menteri Sakti
JAKARTASATU.COM— HERRY Dermawan menantang Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono. Apalagi, kalau bukan seputar kasus pagar laut misterius yang menyita perhatian publik.
“Tunjukkan ‘kesaktian’ bapak, sesuai nama Sakti. Apa arti sebuah nama?!” Pernyataan lugas Herry, langsung kepada sang menteri yang tampak tersipu.
Pernyataan legislator dari Partai Amanat Nasional (PAN) itu menyentak suasana hangat Rapat Kerja (Raker) Komisi-IV DPR RI, Kamis kemarin. Raker komisi yang membidangi pertanian, kehutanan dan kelautan — dipimpin ketua komisi, Siti Hediati Soeharto.
Sejumlah pernyataan dan pertanyaan menukik pada penyelesaian pagar laut yang tak berlarut sengkarut. Herry Dermawan dari dapil Jabar-X (Ciamis, Kuningan, Banjar, Pangandaran) pun mengingatkan, sesederhana tuntutan publik. “Bongkar dan usut tuntas dalang di belakangnya,” tegasnya.
Pernyataan menyengat pun muncul dari Firman Soebagio (Partai Golkar). Bahkan ia mencopot pin DPR RI yang dikenakan di jas. “Saya lepas (pin), saya malu sebagai wakil rakyat,” tegasnya.
Firman lanjut mengatakan, rakyat menunggu ending-nya. Jangan sampai rapat tanpa kesimpulan, karena persoalan sudah berlarut-larut. “Rakyat mencium ada skenario. Ada pejabat-pejabat tertentu melindungi proyek besar ini. Ada apa gerangan?!”
Siapa oknum yang melindungi, tersirat kode dalam operasi pencabutan pagar laut? Silakan tebak atau sekadar indikasi. Operasi itu dipimpin seorang jenderal penuh (baca: bintang empat). Adalah Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali.
Serasa seirama harapan publik. Kerinduan lagu rakyat kembali terdengar di majelis wakil rakyat. Tak semata keberpihakan kepada masyarakat nelayan. Namun sinyal petaka terhadap kedaulatan negara. Ada potensi terselubung “negara dalam negara” atasnama reklamasi.
Begitulah seharusnya. Wakil rakyat seharusnya merakyat, meminjam lirik bait lagu karya Iwan Fals. Serupa makna kata parlemen, senantiasa bicara dan bicara. Mengagregasikan kepentingan rakyat. Mendorong kebijakan yang populis. Adalah bagian dari fungsi dan peran kontrol terhadap eksekutif (pemerintahan -pen).
Rasanya sudah menjadi “rahasia umum” tentang siapa dan siapa di balik pagar laut. Cuma belum bunyi. Suara lantang parlemen menggelinding, membuat sang menteri pusing. Tak ada opsi untuk berhenti. Mas Sakti harus unjuk “kesaktian”. Sang menteri dituntut terus berlari, mengejar para pelacur reklamasi. Bui..!!
– imam wahyudi (iW)