Megawati Titip Minyak Urut Ke Prabowo, Hendrajit: Skema Jalur Organik dan Non Organik
JAKARTASATU.COM— Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan Ketua Umum Partai PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menitipkan minyak urut untuk Presiden Prabowo Subianto.
Terkait hal tersebut Analis Geo-Poiitik Hendrajit yang juga merupakan jurnalis senior menanggapi pesan Megawati untuk Presiden Prabowo Subianto.
“Ketika Mega menitipkan minyak urut ke Prabowo lewat Muzani, sulit terbaca maknanya kalau tidak tahu persis latar soalnya. Selain itu harus tahu bahasa simbolik orang Jawa,” kata Hendrajit saat wawancara diminta tanggapan, Jum’at 24/1/205.
“Minyak urut bukan untuk mengobati lapis luar kulit seperti luka-luka, memar atau bisul-bisul, melainkan untuk mengobati penyakit dalam seperti keseleo, pembuluh darah tersumbat, tulang nggeser, atau gejala asam urat,” tambahnya.
Hendrajit menandaskan, berarti komunikasi politik yang mau disampaikan lewat minyak urut Mega ini, bukan adanya komplikasi antar organ tubuh seperti Koalisi KIM versus PDIP. Sebagai kolaborasi antar organ tubuh, KIM dan PDIP baik-baik saja. Meski tidak berkoalisi antar organ, tapi keduanya menyatakan dirinya sebagai mitra. Berarti malah menubuh jadi satu. Bukan dalam skema KIM-PDIP. Melainkan dalam skema Prabowo-Mega.
Lantas, untuk apa Mega harus mengirim minyak urut kepada Prabowo. Nah di sini cerita mulai menarik. Berarti, kalau hubungan antar organ tubuh lancar-lancar saja antara KIM dan PDIP, berarti justru ada komplikasi justru di dalam kemitraan Prabowo dan Mega (PDIP) yang sejatinya bukan hubungan antar organ melainkan menubuh jadi satu.
Lanjutnya, ketika keduanya menubuh jadi satu inilah,tiba tiba muncul gejala-gejala penyakit dalam seperti tulang nggeser, urat kejepit atau bisa bisa malah penyumbatan pembuluh darah.
“Kasus pagar makan lautan yang lagi ramai belakangan ini, menurut saya salah satu komplikasi dari penyakit dalam ini. Wahyu Sakti Trenggono, kalau ditilik melalui anatomi Megawati dan PDIP, dia ada dalam gerbong Mega namun bukan dari jalur PDIP organik, tapi non organik,” ungkap Hendrajit.
Hendrajit menegaskan banyak unsur- unsur non-organik PDIP tergabung dalam barisan pro Mega atau Promeg sejak 1996. Seperti mendiang Arifin Panigoro, Pramono Anung, dan sebagainya. Nah Trenggono ada dalam orbit ini alih-alih tergabung dalam gerbong PDIP tradisional yang saat ini bersimpulkan Puan Maharani.
Menurut Hendrajit meski kasus pagar makan lautan ini merupakan warisan pemerintahan Jokowi, dengan mencuatnya nama mantan Panglima TNI Hadi Cahyanto dan Trenggono, namun buat Prabowo ini bisa jadi komplikasi serius.
“Karena ya itu tadi. Kasus pagar makan lautan bukan antara kubu koalisi pemerintahan dan oposisi. Melainkan residu dari pemerintahan sebelumnya yang menyebabkan gangguan terhadap kemitraan Prabowo-Mega di luar skema koalisi KIM. Lantaran Trenggono tersangkut dalam perkara ini,” beberapa Hendrajit.
Dengan itu, berarti solusinya harus diselesaikan Mega dan Prabowo. Repotnya adalah, karena ini penyakit dalam alih-alih penyakit kulit luar, solusi sementara ngirim minyak urut dulu.
Ini memang khas pengobatan tradisional, dan biasanya sih cespleng. Apalagi kalau sudah ada doa-doa dan jampi-jampinya. Kalau tidak, gejala penyakit dalam seperti penyumbatan pembuluh darah, bisa stroke. Gejala asam urat bisa gagal ginjal atau jantung.
“Kalau ini, solusinya apa boleh buat, ke rumah sakit sakit dan ruang unit gawat darurat,” jelasnya. (Yoss)