PAMERAN EKSKURSI ARSITEKTUR UI 2024: IBAN

JAKARTASATU.COM Arsitektur vernakular adalah salah satu bentuk arsitektur lokal suatu daerah, yang mencerminkan kehidupan sosial, adat, budaya suatu daerah. Di Indonesia, keberagaman budaya yang ada menghasilkan bentuk arsitektur yang berbeda pada setiap lokasi..

Arsitektur vernakular bersifat sangat dinamis, terutama ketika terjadi perubahan alam, ekonomi, sosial-politik, dan budaya. Oleh karena itu, proses pendokumentasian sangat diperlukan untuk memahami persepsi suatu komunitas sosial terhadap lingkungan yang ditinggali pada masa tertentu.

Prinsip-prinsip arsitektur vernakular bisa menjadi subjek pembelajaran mahasiswa arsitektur mengenai proses adaptasi masyarakat lokal terhadap alam melalui penyesuaian bentuk arsitekturnya. Pembelajaran ini tidak terlepas dari observasi terhadap potensi lokal seperti material alam, udara, tanaman-tumbuhan, serta teknologi sederhana tepat guna.

Singkatnya, konteks lingkungan dan pemanfaatannya adalah dua hal yang tidak terpisahkan.

Sejak tahun 1965, Ekskursi Arsitektur UI telah melaksanakan program kerja ini dengan destinasi yang berbeda di setiap tahunnya. Hal ini bertujuan memperluas dan memperkaya dokumentasi arsitektur vernakular, dengan juga mempelajari, mengenal, dan berpartisipasi dalam topik arsitektur vernakular Indonesia.

Pada ekspedisi tahun ini, Ekskursi Arsitektur UI mengunjungi Dusun Sungai Utik dan Dusun Sungai Pelaik yang terletak di Kalimantan Barat, dimana masyarakat Iban bertinggal.

Kunjungan didasari dengan adanya ketertarikan terhadap bagaimana karakteristik masyarakat Iban bertinggal dengan berbagai komunitas dan keseharian yang terjadi di dalam sebuah sebuah arsitektur, Rumah Panjai. Setelah melakukan kunjungan serta ekspedisi, hasil dokumentasi tim ekspedisi akan diolah dalam bentuk buku, film, dan pameran.

Pameran Ekskursi Arsitektur UI 2024: Iban mengangkat tema “Panjai Meruah Rimpun Sejiwa”, yang merupakan cerminan Rumah Panjai sebagai sumber kehidupan yang kaya akan kebersamaan dan kemakmuran bersama bagi masyarakat Iban.

Panjai Meruah Rimpun Sejiwa bercerita tentang bagaimana nilai-nilai Iban tercermin dalam kebersamaan dan keharmonisannya yang terjadi dan terikat dengan arsitekturnya. Pameran ini diselenggarakan pada 18-26 Januari 2025, di Galeri Emiria Soenassa, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat.

Selama 8 hari pameran ini berlangsung, terdapat pula beberapa rangkaian pendukung pameran, diantaranya adalah Bedah Film dan Bedah Buku. Bedah Film merupakan acara yang bertujuan untuk membedah film besar hasil karya tim Ekskursi yang berjudul “Menua Iban”, yang membahas bagaimana ruang hidup suku Iban dengan keberagaman individunya.

Film ini telah ditayangkan secara resmi di acara Bedah Film pada hari Minggu, 19 Januari 2025, dan dibahas bersama para pembicara yaitu Abrian Maulana Azmi dari Anatman Pictures, dan Muhamad Sridipo dari Watchdoc Documentary. Selain Bedah Film, Ekskursi juga mengadakan acara Bedah Buku yang membahas hasil karya buku dari tim Ekskursi yang berjudul “Panjai: Rimpun Dalam Iban”, yang membahas keseharian, arsitektur, serta aspek lainnya yang berkaitan dengan Suku Iban dan dikemas melalui narasi, foto, dan ilustrasi.

Di sini, Ekskursi melihat bagaimana kehidupan ‘merumah’ atau ruang hidup secara komunal mempengaruhi kegiatan di dalam rumah, ajaran, keseharian, serta kekerabatan dengan sesama manusia dan leluhur.

Acara Bedah Buku ini telah dilaksanakan pada hari Jumat, 24 Januari 2025 bersama pembicara Ati Bachtiar, seorang etnofotografer yang juga merupakan penulis buku “Melacak Jejak Telinga Panjang”.

Acara Bedah Film dan Bedah Buku turut ini turut dihadiri oleh para praktisi di bidang film, buku, dan arsitektur vernakular, serta oleh masyarakat umum.

Selain Bedah Film dan Bedah Buku, Ekskursi juga turut menghadirkan rangkaian acara pendukung lainnya, seperti Screening Film, Lokakarya Gelang Simpai Rotan, Lomba Mewarnai Tingkat SD, dan Diskusi Ekskursi. Dengan diadakannya rangkaian pameran ini, diharapkan bahwa masyarakat umum bisa lebih mengenal arsitektur dan budaya suku Dayak Iban, dan turut melestarikan budaya Indonesia. (Yoss/Rls)