Prabowo HARUS mimpin tanpa beban politik (evaluasi Kabinet KIM atAWA Kabinet Merah Putih)?
CATATAN AENDRA MEDITA, Pemerhati masalah sosial politik & Analis di Pusat Kajian Komunikasi Politik Indonesia (PKKPI)
KABAR 100 hari kerja Presiden Prabowo Subianto memimpin kelihatannya ada dinamika politik yang menarik. Artinya dalam hal ini ada yang menariknya Kabinet Merah Putih yang sebagian dari Kabinet Indonesia Maju (KIM) mungkinkan ada gejolak berkaitan dengan wacana reshuffle atau ada pergerakan politik yang lebih besar lagi?
Menarik melihat analisis Faizal Assegaf tentang kinerja Prabowo pasca 100 hari. di ILC Karni Ilyas yang mengatakan bahwa, jika benar bahwa tim KiM merasa tersisih atau kurang mendapat peran signifikan dalam pemerintahan Prabowo, maka potensi gesekan politik bisa semakin terbuka. Istilah “geng Solo” yang disebut Faizal Assegaf bisa merujuk pada dominasi lingkaran elite tertentu yang dekat dengan Presiden lama yaitu Presiden ke 7. Jika ini benar, maka bisa jadi ada ketegangan antara loyalis lama dan kubu presiden Prabowo dalam menentukan arah pemerintahan ke depan.

Menurut data analisa yang didiskusikan secara internal di Pusat Kajian Komunikasi Politik Indonesia (PKKPI), apakah ini akan memicu perubahan besar di kabinet atau hanya sekadar dinamika politik biasa yang adanya yang segini ini?
Nah jika di dinamika politik dalam kabinet Prabowo ke depan akan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor utama setelah evaluasi 100 Hari Pemerintahannya sejak 20 Oktober umumnya memnag tak ajdi atokan bahwa setelah 100 hari pertama, ada evaluasi terhadap kinerja kabinet. Jika ada menteri yang dianggap tidak efektif atau kurang sejalan dengan visi Prabowo, maka reshuffle mungkin bisa menjadi opsi, atau tunggu masa percobaan kedua yaitu 6 bulan.
Ada Apa Relasi Prabowo dengan Jokowi dan “Geng Solo”
Jika benar ada dominasi “Geng Solo” dalam pemerintahan (kabinet), maka bisa muncul ketegangan antara kubu Prabowo dan kelompok yang masih loyal pada presiden lama (ke -7). Prabowo bisa melakukan perombakan untuk memastikan bahwa kabinetnya lebih mencerminkan kepemimpinannya, bukan jadi bayangan yang salama ini dilihat publik. Presiden Prabowo jaganlah takut pada tekanan politik dan koalisi, dimana partai-partai dalam koalisi pasti punya kepentingan masing-masing. Jika ada yang merasa kurang mendapat porsi kekuasaan atau melihat peluang politik lain, bisa terjadi lobi-lobi baru atau bahkan pergeseran dukungan politik.
Prabowo harus menyeimbangkan antara menjaga stabilitas pemerintahan dan melakukan perubahan yang diperlukan. Jika terlalu memeng cepat melakukan reshuffle, bisa dianggap tidak stabil. Jika terlalu lambat, bisa kehilangan momentum untuk membentuk kabinet yang lebih solid langkah tepat ini akan menjaga stabilitas dan perubahan lama adalah gaya Prabowo kedepan
Lantas apakah Prabowo akan cepat melakukan reshuffle, atau justru menunggu momentum politik?
Dalam pandangan kasat mata agar sejumlah planning programe Presiden Prabowo lebih kuat dan untuk membangun bangsa lebih kokoh, Prabowo harus tegas dalam mengambil keputusan, terutama dalam menjaga otoritasnya sebagai presiden. Absolut…
Untuk Prabowo nampaknya ketegasan saja tidak cukup—dia juga perlu strategi komunikasi politik yang cerdas agar setiap langkahnya bisa diterima publik dan elite politik. Kami di PKKPI yang paham Strategi Komunikasi Politik baiknya Prabowo bisa mengunakan;
Narasi Kemandirian Pemerintahannya yang solid, jika ada kesan bahwa pemerintahan masih dalam bayang-bayang Jokowi, Prabowo perlu membangun reputasi bahwa ini adalah pemerintahannya sendiri.
Komunikasi publiknya harus menunjukkan bahwa kebijakan yang diambil benar-benar mencerminkan visi dan gaya kepemimpinannya, bukan sekadar melanjutkan warisan Presiden sebelumnya. Harus bisa mengelola Koalisi dengan Diplomasi yang Kuat, tidak perlu konfrontatif dengan kelompok tertentu, tapi harus bisa mengontrol mereka agar tetap sinergi. Lakukan pengunaanpendekatan persuasif untuk merangkul elite politik, termasuk dari bahwa jika memang “Geng Solo,” sambil tetap menegaskan batasan dan garis kepemimpinan.
Jika akan Reshuffle lakukan dengan yang Berbasis Kinerja, Bukan Sekadar Politik karena melakukan perombakan kabinet, harus dikemas sebagai keputusan berbasis kinerja, bukan sekadar bagi-bagi kekuasaan. DIsiani publik harus diyakinkan bahwa reshuffle dilakukan untuk kepentingan rakyat, bukan sebagai balas jasa politik.
Gunakan Media dengan Efektif, bahwa Prabowo harus mengontrol narasi di media dan tidak membiarkan pihak lain mendominasi wacana. Tim komunikasinya harus aktif meng-counter isu-isu yang bisa melemahkan kepemimpinannya. Menunjukkan Kepemimpinan yang Tegas tapi Elegan dan figur kuat dia jadi bekal yang nyata, maklum diakan berpangkat bintang dan militer paham akan semuanya. Prabowo dikenal dengan gaya yang lugas, tapi di posisi presiden dia juga harus lebih strategis.
Prabowo harus menunjukkan ketegasan tanpa harus terlalu konfrontatif agar tidak memicu resistensi politik yang berlebihan. Kalau Prabowo bisa memainkan strategi komunikasi politik ini dengan baik, dia bisa mengontrol dinamika kabinet dan memastikan pemerintahannya berjalan sesuai arah yang diinginkan. Karena tantangan terbesar Prabowo saat ini dalam komunikasi politik itu yang seharusnya menjadi prinsip utama seorang pemimpin: tegas, tanpa beban politik, dan benar-benar membela rakyat serta bangsa dengan penuh martabat.
Jika Prabowo harus menjalankan politik yang tegas dan bermarwah, dan hal ini yang harus diperhatikan, yaitu tidak Tunduk pada Kepentingan Oligarki, Prabowo harus membuktikan bahwa pemerintahannya bukan sekadar alat bagi elite ekonomi dan politik. Keputusan strategisnya harus berbasis kepentingan nasional, bukan untuk kepentingan segelintir kelompok.
Prabowo Memimpin dengan Prinsip Nasionalisme yang Jelas
Dipastikan Prabowo pasti fokuskan pada kedaulatan bangsa: ekonomi, militer, dan politik luar negeri harus mengutamakan kepentingan Indonesia. Tidak boleh terlalu bergantung pada kekuatan asing atau mengikuti tekanan dari pihak luar. Reformasi Birokrasi yang Nyata. Harus ada pemangkasan birokrasi yang korup dan lambat. Kinerja pemerintahan harus lebih efektif, transparan, dan benar-benar berdampak pada kesejahteraan rakyat. Menunjukkan Keberanian dalam Keputusan Politik bagi Prabowo harus berani merombak kabinet jika ada menteri yang tidak bekerja untuk rakyat. Prabowo tidak ragu dalam mengambil keputusan besar yang memang dibutuhkan bangsa, meskipun ada risiko politik.
Komunikasi Politik yang Berwibawa dan Tidak Bertele-tele adalah yang layak disea,takan pada Presiden ke 8 ini. Tidak perlu pencitraan berlebihan, tapi setiap pernyataan harus jelas, tegas, dan berbobot. Jangan terjebak dalam permainan politik remeh-temeh—fokus pada hal besar yang menyangkut masa depan bangsa. Jika Prabowo bisa memegang prinsip ini, dia bisa meninggalkan jejak kepemimpinan yang kuat, bermartabat, dan benar-benar membawa perubahan. Tantangannya tentu besar, terutama dari dalam koalisinya sendiri.
Pertanyaan pun muncul apa Prabowo siap menghadapi tekanan dari berbagai pihak yang ingin mengendalikan pemerintahannya?
Seharusnya Prabowo bisa, asalkan dia tetap berpegang pada prinsip tegas, independen, dan berpihak pada rakyat. Tapi untuk benar-benar berhasil, dia harus menata strategi politik yang cermat. Tekanan dari elite politik, oligarki, dan kepentingan asing pasti akan datang. Tantangannya bukan hanya mempertahankan kekuasaan, tapi juga memastikan kebijakan yang diambil benar-benar membawa manfaat bagi bangsa.
Kelak kalau ini semua Prabowo jalankan akan sukses, maka harus: Menjaga jarak dari kepentingan politik transaksional. Jangan biarkan politik balas budi menghambat efektivitas pemerintahannya. Jangan ragu merombak kabinet jika ada menteri yang bekerja untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya. Mengambil keputusan besar dengan cepat dan tegas. Jangan ragu melakukan reformasi birokrasi yang nyata. Buat kebijakan ekonomi yang memperkuat daya saing nasional, bukan sekadar melanjutkan proyek-proyek lama.
Membangun komunikasi politik yang jelas dan membumi adalah jangan hanya bicara ke elite, tapi langsung ke rakyat. Disini bangun kepercayaan dengan menunjukkan aksi nyata, bukan sekadar retorika. Mengendalikan koalisinya sendiri, jangan sebaliknya koalisi ikut intervensi, apalagi sampai terlalu didikte oleh kepentingan partai atau kelompok tertentu.
Pastikan kabinetnya Prabowo semua loyal pada visi nasional, bukan hanya pada partai yang mengusung mereka. Jika Prabowo bisa menerapkan ini, dia bisa membuktikan bahwa kepemimpinannya tidak hanya kuat, tetapi juga bermartabat dan membawa perubahan nyata bagi bangsa.
Nah langkah pertama 100 hari apa yang paling penting untuk memastikan Prabowo bisa memimpin tanpa beban politik, maka inilah evaluasi Kabinet KIM ATAWA Kabinet Merah Putih….Tabik…***