Antriiigas 3 kg

Abstraksi Hari Ini

Oleh Taufan S Chandranegara, praktisi seni, penulis

Pasti ogah kan, kalau dibilang politik setengah hati alias cari muka pada atasan, kagak bikin ente jadi bijak plus ketinggalan zaman plus old fashion. Sian deh.

Kalau mau dibilang modern, ranah ekonomi-perdagangan peduli pada penghasilan rakyat perkapita.; Lpg 3 kg.; Jangan diganggu.; Itu tulang punggung rakyat. Untuk melaksanakan kegiatan ekonomi sosial dagangannya kait-berkait dengan putaran ekonomi rakyat harian; dari warteg hingga pedagang asongan.

Jangan mengganggu apapun hal ihwal telah menjadi hak rakyat. Apalagi kalau telah diputuskan oleh pemerintah untuk kesejahteraan rakyat. Jadilah teladan, kalau ente menjadi salah satu pejabat negara. Jangan bikin malu diri sendiri. Jangan gegabah. Tafakur. Sujud syukur Allah kasih ente rezeki. Jangan takabur. Jangan sombong dihadapan Tuhan-mu.

Mau? Ada api turun dari langit di negeri ini. Mau hujan setahun lantas air bah gigantik hadir memeluk negeri ini. Sejarah mencatat kejadiaan itu. Jangan asal goblek alias asal bapak senang alias pula cari muka pada atasan sebelum cuci muka kuy. Itu ranah politik kuno plus ketinggalan kereta. Zaman udeh lari kenceng banget cuy. Menjaga hati menjaga perilaku-kalau kagak bisa, yak elah. Ente kursus masak ajah dah. lebih cakep kale dah.

Jangan aneh-aneh ente belon naik kelas, ente masih kelas pembantukan. Jangan bikin rakyat susah. Ini negeri Pancasila jangan mentang-mentang. Masih banyak orang muda berbakat pinter-pinter di negeri ini. Ente mending mundur ajeh kale ye, old fashion cuy, hiks. Jangan sombong ya.

Demokrasi pemerintahan negeri ini dari rakyat untuk rakyat. Melaksanakan amanat Pancasila, disegala sektor kegiatan negara untuk rakyat. Tidak ada rakyat tidak ada parlemen, tidak ada pemerintahan, kalau ente menjadi salah satu anggota pejabat negara kudu pinter. Kalau pandir mundur saja lantas sekolah lagi ya.

Kalau merasa penting untuk negeri ini sebaiknya ‘mateng puun’ jika melangkah untuk memutuskan kebijakan publik. Jangan memancing gejolak opini publik. Perlu diingat bahwa penentu nasib sebuah negeri dimanapun; dari rakyat untuk rakyat plus negerinya, hal itu pula penyebab lahirnya pemerintahan sebuah negara.

Itu sebabnya pula, rakyat punya parlemen perwakilan suara rakyat, berkesinambungan untuk segala bentuk kegiatan plus kebijakan pemerintahan berjalan; maka lahirlah istilah pemerintahan dari rakyat untuk rakyat lewat parlemen demikian pula sebaliknya, dari pemerintah untuk rakyatnya.

Oleh karena itu pula rakyat punya hak suara untuk pemerintahan tengah berjalan lewat parlemen. Apa mau, kembali ke pola demokrasi autoriter alias balik ke zaman lampau; politik, ekonomi plus kebudayaan diawasi ketat hingga senantiasa bercuriga, salah satu penyebab utama demokrasi gering jadi garing, rematik dah.

Janganlah dilupakan, pendapat publik senantiasa tumbuh kembang berkesinambungan terkait sejarah sebuah negera di manapun. Jadilah pejabat negara pemberi keutamaan keteladanan untuk rakyat di segala lini sektor kebaikan. Bertumbuh kebijakan hasil kerja pemerintah untuk rakyat.

Itu sebabnya pula, kalau merasa menjadi salah satu anggota petinggi penting di sebuah negeri manapun, sering-sering jalan-jalan keterminal angkutan umum plus pasar tradisional. Tengoklah bagaimana rakyat berjuang untuk nasibnya secara berkesinambungan demi kelangsungan hidup perputaran ekonomi harian plus ekonomi perdagangan-untuk negerinya.

Tidak ada rakyat. Tidak ada negara. Kejar tuh koruptor di manapun sembunyikan hartanya. Di rudal aje sekarang. Besok kelamaan. Jreng!

***

Jakartasatu Indonesia, Februari 06, 2025.