Diberhentikan Sebagai Dosen UMK, Ubaidillah Badrun : Saya Didatangi Intelkam Polri
Jakartasatu.com— Semangat perjuangan semangat 98 salah satunya anti Korupsi Kolusi Nepotisme (KKN). Artinya mahasiswa melihat bahwa KKN inilah yang potensial meruntuhkan negara membawa ke arah krisis dan juga terhadap masa depan generasi muda.
Setelah melawati 25 tahun masa reformasi, kita melihat perkara KKN masih menempati urutan tertinggi dalam masalah kebangsaan di Indonesia.
Para aktivis dalam proses perjuangan melawan masalah tersebut mengalami proses backfire, istilahnya serangan balik. Ubedillah Badrun dosen UNJ yang aktivis gerakan Reformasi 98 giat kental mengkritisi KKN. Terkait hal tersebut Indra Piliang host mengundang untuk menjelaskan apa yang menjadi latar pemberhentian Ubedillah Badrun dari dosen UNJ. Apakah ada tekanan terhadap Rektor atau apa?
Tiba-tiba dicopot dari jabatannya sebagai Ketua Departemen Sosiologi Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Pencopotan aktivis 98 itu diduga berkaitan dengan kritiknya terhadap Keluarga Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi).
Sebagaimana diketahui, Ubed sebelumnya juga sempat melaporkan dugaan-dugaan korupsi keluarga Jokowi. Sebelum pencopotannya, ia juga sempat menyuarakan dugaan gratifikasi terkait putra Jokowi.
Benarkah pencopotan Ubed disebabkan oleh kritiknya terhadap Jokowi? Kenapa Rektor UNJ tak memberikan alasan pencopotan Ubed? Kenapa Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi bungkam soal pencopotan Ubed?
Demikian disampaikan pengantar Host Indra Piliang di akun YouTube Forum Keadilan pada 6/2/2025.
Lantas Ubed pun menjawab pertanyaan Host Indra Piliang terkait pemecatan dirinya dari Universitas Nasional Jakarta.
“Pada 7 Januari sambangi KPK, 8 Januari hadiri diskusi di Universitas Madilog. Banyak yang mene nonton hampir 300ribuan (di tayangan YouTube). Sikap saya tidak berubah bahwa Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN) adalah biang persoalan dari rusaknya republik, rusaknya demokrasi karena ada korelasi rusaknya demokrasi dan Korupsi yang merajalela,” tutur Ubedillah Badrun.
Lanjutnya, demonstrasi gerakan 98 menolak KKN, dari sejak 26 tahun lalu untuk Indonesia lebih baik. Riset di dalam dan luar negeri indeks demokrasi menurun dan korupsi meningkat merajalela.
“Cukup saya yang menjadi korban, mungkin saya menjadi korban terakhir dari upaya-upaya tafsir otoritas Rektor, ” kata Ubedillah Badrun terkait pemecatan dirinya dari dosen UNJ (Universitas Nasional Jakarta).
“Informasi yang saya dapat Rektor ditelepon oleh mungkin saya sebut berwarna coklat ya partai cokelat,” kata Ubedillah Badrun.
“Ya saya sempat didatangi dari intelkam , saya ceritakan apa yang saya lakukan demi kepentingan bangsa yang lebih besar. Kalau Pak Polisi membedah dada saya dan otak saya isinya Merah Putih,” cerita Ubed.
Ubedillah Badrun menyampaikan 3 kemungkinan skenario pencopotan dirinya dari Universitas Nasional Jakarta (UNJ)
Asumsi Ubedillah pertama, Mendikti belum tahu informasi tentang keputusan pemecatan atau pemberhentian dirinya (Ubed/red), dia tidak respon.
Asumsi ke dua, karena tidak alasan Rektor pemberhentian tersebut sehingga mungkin Mendikti tidak bisa menjelaskan ke publik.
“Asumsi ke tiga, mungkin faham skenario kenapa Saya diberhentikan.” jawabnya. (Yoss)