KEBIJAKAN YANG BIJAK

Oleh : Girarda
Pemerhati sosial

Pejabat pemerintah karena kewenangannya bisa membuat kebijakan publik. Sudah barang tentu diharapkan kebijakan yang dikeluarkan membawa dampak positif, terutama buat rakyat. Karena, bukankah mereka disumpah untuk bekerja sebaik baiknya untuk kepentingan rakyat. Namun kadang hasil tidak selalu seperti yang diharapkan.

Sebagai contoh kebijakan yang tidak sesuai yang diharapkan adalah tentang penataan gas melon baru-baru ini. Niatnya ditata agar tepat sasaran subsidinya. Caranya gas melon dari distributor langsung ke konsumen. Tapi ternyata berdampak antrian panjang, hingga menimbulkan korban. Belum lagi kesinambungan dapur bila mendadak gas habis sedang untuk membeli mesti antri. Apalagi bila tempat distributor jauh hingga perlu biaya transport, beda dengan pengecer yang selalu dekat dengan konsumen. Bisa dikatakan inilah kebijakan yang tidak bijak.

Agar kebijakan efektif dan berdampak positif apakah sudah disiapkan dengan matang, rencananya, waktunya, pelaksananya, cara implementasinya, besarannya, dampaknya, sasarannya. Hal tersebut perlu dijalankan untuk mengindarkan kebijakan impulsif selera pribadi. Apabila sudah disiapkan perlu di uji coba skala kecil untuk mengukur tingat keberhasilan bila nantinya diluncurkan.

Perlu diperhatikan bahwa ujung dari kebijakan publik adalah demi perbaikan nasib rakyat, seperti yang selalu disampaikan pejabat dalam pidatonya.

Tentang sengkarut keinginan mengatur distrubusi gas melon, untung Presiden bergerak cepat menginstruksikan agar ketersediaan gas melon di tingkat pengecer harus segera dipulihkan. Inilah contoh kebijakan yang bijak. Mengutamakan kepentingan rakyat. Mengoreksi kebijakan yg kurang tepat. Tidak perlu ada yang merasa dipermalukan karena manusia bukanlah makhluk sempurna.