MOBIL BUKAN KOTAK MAUT

Oleh : Girarda
Pemerhati sosial

Setiap mendengar kejadian tabrakan beruntun di jalan tol sedih bila ada korban meninggal tergencet body mobil yang ringsek. Apalagi korban meninggal dalam jumlah banyak. Orang bepergian mestinya kepingin sampai tujuan dengan aman dan nyaman.

Orang memilih mobil pertimbangannya antara lain  karena nyaman, tingkat harga, nilai jual kembali, perawatan yang mudah, fitur hiburan. Kemudian menyusul alat safety seperti sistem pengereman, airbag.

Dalam kasus kecelakaan beruntun yang menyebabkan korban meninggal tergencet body mobil, seolah fitur keamanan semacam seatbelt, airbag, pengereman ABS, tidak ada artinya. Oleh karena itu perlu dilihat faktor konstruksi kabin penumpang, seberapa mampu melindungi penumpang di dalamnya. Bila terjadi benturan arah depan dan belakang mestinya kabin mampu melindungi penumpang di dalamnya, dengan merancang konstruksi bagian depan dan belakang mampu menyerap energi benturan. Sehingga mungkin  bagian depan dan belakang rusak parah tapi bagian kabin penumpang masih berupa  ruang yang aman buat penumpang di dalamnya.

Tingkat keamanan kabin penumpang dalam melindungi orang di dalamnya, diketahui dari uji benturan, crash test. Semakin banyak bintangnya semakin aman konstruksi mobil. Untuk Indonesia setiap mobil type mobil baru yang diluncurkan apakah dilakukan uji benturan. Kalau tidak dilakukan apakah Indonesia mengharuskan sertifikat hasil uji benturan yang dilakukan di luar negeri dilampirkan guna mendapat ijin edar di Indonesia.

Sudah saatnya kita perhatian ke keamanan kontruksi kabin penumpang. Buat regulasi bahwa dalam brosur iklan produk mobil harus mencantumkan peringkat keamanan kabin penumpang, semacam peringatan bahaya merokok dalam bungkus rokok.

Untuk pengguna mobil bijaklah memilih jenis mobil, masukkan keamanan kabin penumpang sebagai bahan pertimbangan utama. Carilah referensi dari publikasi internasional bila perlu.

Kecelakaan beruntun di jalan tol yang membawa korban meninggal, marilah kita usahakan untuk diminimalisir. Diantaranya meningkatkan  kesadaran masyarakat akan pentingnya memilih mobil dengan peringkat tinggi dalam hal keamananan kabin penumpang, dan pemerintah yang memasukkan keamananan kabin penumpang sebagai faktor utama dalam menerbitkan ijin edar di Indonesia.