Hizbullah Indonesia:

SAATNYA MELAWAN PRABOWO (1): Siapa Sesungguhnya Drakula Wowok dengan Armada Mumi Hidupnya…?! (1)

Sri-Bintang Pamungkas

Konon Prabowo Subianto itu Presiden RI, ya?! Pertanyaan itu perlu kami ajukan, karena banyak persoalan di Negeri ini yang tidak mendapatkan perhatian Prabowo sebagaimana layaknya. Padahal banyak dari Persoalan-persoalan Negara itu yang sudah berjalan selama berminggu-minggu tanpa ada tanggapannya secara tegas, apalagi membawanya ke arah penyelesaian.

Apalagi persolan-persoalan itu, bahkan sudah terjadi mulai beberapa tahun sebelumnya… termasuk pada masa Prabowo menjabat sebagai Menteri Pertahanan. Persoalan-persoalan mana berujung pada nasib dan masa depan Rakyat, Bangsa dan Negara, serta Kedaulatan Negara Republik Indonesia. Bahkan, sudah mengakibatkan bencana, penderitaan dan penjajahan terhadap rakyat banyak di mana-mana.

Apabila kita membaca Pembukaan Konstitusi 1945, maka akan terbaca bahwa dibentuknya Pemerintah Negara adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Dari sini dapat dibuktikan, bahwa sesungguhnya Prabowo tidak paham tentang Konstitusi, apalagi setia kepadanya.

Tentulah itu merupakan pelanggaran terhadap sumpahnya sebagai Presiden. Terlebih-lebih, pelanggaran kepada Cita-cita Kemerdekaan 1945, antara lain, menegakkan Keadilan dan Kebenaran serta mewujudkan Kesejahteraan dan Kemakmuran Rakyat.

Karena itu, kami perlu melihat kembali siapa sebenarnya Prabowo Subianto. Teman-teman dari Universitas Gajah Mada dan Yogyakarta, bahkan tidak mengakui Prabowo sebagai Presiden, karena Prabowo tidak pernah dilantik sebagai Presiden oleh MPR, melainkan hanya bersumpah.

Sedang kami sendiri, sekarang bersama Hizbullah Indonesia, memang sudah tidak mempercayai Prabowo dan dua pendahulunya, yaitu SBY dan Joko Widodo, sejak 20 tahun lebih yang lalu, setelah keduanya menjadi pelaksana UUD Amandemen 1999 sampai 2002, pasca Pengkhianatan terjadinya Kudeta Konstitusi 1945 itu.

Sekarang Prabowo melanjutkan Pengkhianatan tersebut. Keragu-raguan dan ketidakpercayaan kepada Prabowo sejak lama itulah yang membikin kami menjulukinya dengan panggilan Drakula Wowok. Ternyata Drakula Wowok ini mengikuti dengan setia pendahulunya yang menjadi Tuan Penolongnya Drakula Wiwik, untuk memenangi Pilpres Curang 2024.

Kami sengaja menggunakan panggilan Drakula itu, untuk menjelaskan bahwa kelompok mereka adalah Penghisap Darah Rakyat, yang mencederai Rakyat dan menyiksanya sampai habis hayat dikandung badan… Sekalipun keduanya berulang-ulang mengatakan, bahwa segala-galanya adalah “demi kepentingan rakyat, demi kepentingan rakyat dan demi kepentingan rakyat”.

Kembali kepada si Drakula Wowok… siapa sejatinya dia…?! Sebenarnyalah baru hari Rabu kemarin kami mendapat informasi, bahwa Wowok sesungguhnya gagal masuk AMN (atau AKABRI). Awalnya kami tidak percaya, tapi mungkin saja itu benar…

Adalah Ayah Wowok, Soemitro, konon pengikut Sutan Sjahrir, salahsatu Pahlawan Kemerdekaan di samping Soekarno dan Hatta. Tahun 1958, tiba-tiba kami dikagetkan dengan bergabungnya Soemitro ke kelompok Pemberontak PRRI, yang lalu lari ke Sumatera, basisnya PRRI.  Kemudian Permesta bergabung dengan PRRI menjadi PRRI-Permesta. Mereka mendirikan Pemerintahan Revolusioner Semesta untuk memisahkan diri dan melawan NKRI

Kami heran, karena PSI (Partai Sosialis Indonesia) pimpinan Sjahrir tidak ada hubungannya dengan PRRI-Permesta. Rupanya, Soemitro lari karena Soekarno menuduhnya korupsi. Sebagai Ahli Ekonomi, konon PRRI-Permesta menugasinya menjadi Menteri Keuangan. Maka sepantasnyalah Soemitro membawa uang banyak. Apalagi PRRI-Permesta mendapat dukungan dari Amerika Serikat dan Blok Barat yang sejak awal sudah tidak suka dengan Republik Indonesia Merdeka. Ketika tidak lama kemudian PRRI-Permesta jatuh dan menyerah kepada TNI, Soemitro dan Keluarganya memilih lari ke Inggris dan bergabung dengan Blok Barat.

Sesudah Soekarno dijatuhkan oleh konspirasi Barat, khususnya AS dan Inggris, lalu digantikan oleh Soeharto, Soemitro dan Keluarganya dipanggil Soeharto pulang. Soemitro diberi kedudukan sebagai salahsatu menterinya untuk dua periode. Timbul dugaan, bahwa Amerika dan Inggris memperoleh banyak informasi dari Soemitro demi menjatuhkan Soekarno.

Memperhatikan usia Wowok saat Keluarga Soemitro pulang ke Indonesia, itu terjadi pada sekitar 1971/72. Dengan begitu, Wowok menghabiskan sekolahnya sampai selesai setingkat SMA itu di Inggris atau Eropa. Tentu saja sangat mungkin Wowok tidak diterima masuk Akabri karena pengetahuannya tentang Republik Indonesia dianggap kurang.

Sekalipun, kalau masuk ke UI, UGM atau universitas lain, sangat mungkin Wowok diterima… Mungkin pula, dengan pertimbagan ilmu Keindonesiaannya itu bisa ditingkatkan pada masa sekolah di Akabri, maka akhirnya dia pun diterima… (berlanjut)

Jakarta,10 Februari 2025
@SBP