Hizbullah Indonesia:

SAATNYA MELAWAN PRABOWO (1): Siapa Sesungguhnya Drakula Wowok dengan Armada Mumi Hidupnya…?! (2)

Sri-Bintang Pamungkas

Wowok melanjutkan karirnya di militer. Konon, dia memang cocok di situ… Panglima TNI Wiranto memuji ketangkasannya dengan sangat! Bahkan Pak Harto dan anak perempuannya, Titiek, terpesona juga kepada Wowok. Wowok sendiri kemudian melamar Titiek, dan menjadi menantu Presiden Soeharto.

Entah kenapa, mungkin sekali sifat bawaannya, Wowok suka emosional, terbawa nafsu dan membawa maunya sendiri. Sebagai seorang tentara, dan menantu Presiden, mestinya Wowok bisa menjaga nama baik Presiden, tapi seolah-olah yang dilakukannya justru sebaliknya. Jiwanya tidak stabil… Mungkin sekali ada pergolakan jiwa di dalam dirinya, dari “orang buronan presiden” lalu menjadi “orang dekat presiden”…

Perilakunya yang megalomaniak, yang menjurus pada psikopat, justru berlanjut dengan kekerasan termasuk kepada orang-orang dekatnya sekalipun. Begitu pula sesudah naik pangkat menjadi Danjen Kopassus dan Panglima Kostrad, Wowok terlibat dalam penghilangan orang dan penculikan Aktivis Pro Demokrasi. Sewaktu Habibie menggantikan Soeharto dan menjadi Presiden, Wowok pun sempat memaksakan kehendaknya mendapatkan posisi Panglima TNI, bahkan bersama anakbuahnya mengepung pula rumah Habibie dan Istana Merdeka.

Kasus kekerasannya kepada para Aktivis pun diangkat… dan Wowok dikeluarkan dari TNI oleh Dewan Kehormatan Militer. Pengaduannya kepada Pak Harto, mertuanya, pun tidak digubris, karena Wowok dianggap tidak bisa melindungi diri Presiden dari protes-protes para mahasiswa yang menentang kediktatorannya. Wowok pun meninggalkan Indonesia dan Keluarganya. Tentu dalam keadaan jiwa yang lebih compang-camping dengan rasa dendam di hatinya…

Wowok meninggalkan isterinya Titiek, bahkan sampai sekarang. Memang tidak jelas, apakah mereka bercerai atau Wowok diceraikan. Sempat beredar isyu, bahwa hubungan mereka yang renggang tidak terlepas dari akibat Perang Timor. Di situ Wowok tertembak, yang mengakibatkannya harus lama beristirahat dan frustrasi… yang sudah pasti memicu pertengkaran keduanya…

Sewaktu di Lapas Cipinang, sempat soal penembakan itu aku tanyakan kepada Xanana Guzmao, tapi dia hanya tersenyum. Seorang Jenderal Perang Timor membantah. Wowok tidak pernah turun perang sewaktu di Timor, apalagi tertembak: “Itu atasannya pasti sudah dipecat, kalau sampai menantu Presiden tertembak!”. Tapi nyatanya Wowok tidak pernah menikah lagi…

Wowok pun pulang beberapa tahun kemudian dari pengasingannya… Tampang Wowok sudah berubah, sekarang tampang pengusaha. Sebenarnya adiknya, Hashim, yang sudah lebih dulu menjadi seorang pengusaha; dengan reputasi internasional. Mereka sesungguhnya keluarga kaya-raya. Di jaman Perdana Menteri Sjahrir, Soemitro adalah Atase Perdagangan di AS. Sebagai Dekan FEUI, para Teknokrat Soeharto di bawah Widjojo Nitisastro adalah para mantan muridnya yang dikirimnya ke University California Berkeley di AS.

Sesudah pensiun dari dua periode menterinya, Begawan Ekonomi Soemitro masih mendirikan Bank Niaga yang sempat menjadi besar sebelum terjadi Krisis Moneter 97/98. Di situ menjadi agak aneh, Soemitro tidak memberitahu Soeharto tentang rencana konspirasi Amerika itu. Soemitro seakan-akan menghilang dan cuci tangan, justru selama para Pejabat Tinggi AS berdatangan meminta Soeharto mundur.

Soeharto menghadapinya sendiri. Para Mafia Berkeley juga menghilang… sekalipun Widjojo diangkat sebagai Ketua Dewan Ekonomi Nasional untuk menyelamatkan Indonesia dari bahaya Krismon. Mereka ternyata adalah Jongos-jongos Amerika… Padahal, Sudrajad Djiwandono, menantu Soemitro, juga adalah Gubernur Bank Sentral 93-98. Krismon mulai terjadi pada pertengahan 97. Itulah mungkin salahsatu sebab Djiwandono diberhentikan mendadak.

Pasca Soeharto Hashim pernah mendirikan Bank Pembangunan Industri. Kakak beradik itu juga mempunyai saham di beberapa perusahaan besar, antara lain, Kertas dan Semen. Tetapi ambisi Wowok adalah politik. Mungkin pertemuannya terakhir dengan Pak Harto sebelum mengasingkan diri itu selalu mengingatkannya, bahwa dirinya pun bisa menjadi presiden. Di sini muncul lagi sifat megalomaniaknya. Dugaanku tentang ketidakseimbangan dalam jiwanya yang selalu bergolak, nanti terbukti…

Langkahnya menjadi Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) adalah yang pertama ditempuhnya untuk mencari masa pendukung. Tentulah langkah itu menjadi pertanyaan bagi banyak orang, karena sebagai orang militer Wowok tidak mempunyai keahlian di bidang pertanian. Petani Indonesia memang selalu menjadi korban petualangan para Politisi dan Korporasi yang tidak tahu-menahu tentang sumberdaya pangan jutaan manusia Indonesia itu. Pada akhirnya mereka tetap miskin; dan para pemudanya memilih hijrah ke perkotaan, sekalipun hanya sebagai Pemulung dan Tukang Gali Tanah… Wowok pun tidak peduli… (berlanjut)

Jakarta, 15 Februari 2025
@SBP