Aksi BEM SI Masif dan Penangkapan Hasto, Dokter Tifa : Diduga Keterlibatan Pihak Esternal, Aktivis Untuk Menahan Diri
JAKARTASATU.COM– Aksi BEM SI di berbagai kota-kota termasuk di Jakarta yang digelar pada tanggal 17 Februari 2025 dan puncak aksi BEM SI digelar pada Kamis, 20/2/2025.
Aksi pada Kamis 20 Februari 2025 , setelah upaya massa aksi membuka blokade pembatas antara massa aksi BEM SI dengan aparat, kepolisian umumkan akan hadir menteri perwakilan Istana.
Di hari yang sama dan tempat yang berbeda Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan penahanan sejken PDIP Hasto Kristiyanto sebagai tersangka dengan dijerat dengan 2 kasus sekaligus. Yakni dugaan suap dan perintangan penyidikan KPK.
Terkait dua hal tersebut yakni gerakan aksi masiv massa BEM SI dan penahanan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Dokter Tifa merespon yang diunggah di media Sosial X pada Jum’at 21/2/2025.
“Saya khawatir, Anasir Indonesia Gelap. Demo-demo mahasiswa serentak. Penangkapan Hasto Kristyanto, dan mungkin akan beberapa Tokoh PDIP lainnya,” kata Dokter Tifa ungkapkan kekhawatirannya.
“Akan memicu Chaos bahkan Perang Saudara,” imbuhnya.
Dia menduga ada keterlibatan pihak luar.
“Jika ada keterlibatan pihak eksternal, maka situasi ini akan memicu Hybrid Warfare,” terang Dokter Tifa.
“Aktivis agar menahan diri. Semua tenang,” himbaunya kepada semua aktivis.
Diketahui, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK resmi menahan sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada Kamis, 20/2/2025.
Hasto Kristiyanto Keluar dari ruang penyidikan KPK sekitar pukul 18.00 WIB. Saat keluar dari ruangan penyidikan, Hasto sudah mengenakan rompi oranye dan kedua tangan diborgol.
Para pendukung Hasto berada di luar lobi Gedung KPK untuk memberikan dukungan. Kemudian Hasto hadir dalam konferensi pers di Gedung Merah Putih.
Saat memasuki ruangan konferensi pers, Hasto langsung teriak. ‘Merdeka!” teriak Hasto di depan awak media.
Dalam keterangannya, Ketua KPK Setyo Budiyanto menyatakan Hasto Kristiyanto sudah ditetapkan tersangka sejak 24 Desember 2024 lalu.
Sekjend PDIP ini dijerat dengan 2 kasus sekaligus. Yakni dugaan suap dan perintangan penyidikan KPK.
Setyo mengatakan, keterlibatan Hasto itu terungkap saat penyidikan berkas perkara Harun Masiku dan upaya pencarian DPO Harun Masiku.
“Penyidik menemukan bukti keterlibatan saudara Hasto Kristiyanto (HK) selaku Sekjen PDI Perjuangan dan saudara Donny Tri Istiqomah (DTI) selaku orang kepercayaan saudara HK dalam perkara dimaksud,” ungkap Setyo Budiyanto.
Disebutkan, penyidik menemukan bukti Hasto turut bersama-sama Harun Masiku memberikan suap kepada Wahyu Setiawan, komisioner KPU saat itu.
Sebagian uang suap yang diberikan Harus kepada Wahyu berasal dari Hasto. (Yoss)