DUIT

Oleh : Girarda
Pemerhati sosial

Akhir-akhir ini berita-berita yang sedang in adalah pagar laut, efisiensi anggaran, Indonesia gelap, tagar kabur aja dulu, danantara, ditahannya Hasto Kristiyanto. Kesemuanya kalau dicari benang merahnya bermuara pada duit. Ya duit yang bisa mengalir kemana-mana. Duit bisa membawa kebaikan namun bisa juga bisa membawa celaka.

Duit di tangan yang tepat akan membawa manfaat. Duit dalam tatanan negara mesti bijak dikelola sehingga membawa manfaat yang maksimal terhadap kesejahteraan rakyat. Sudah saatnya pejabat sepenuhnya berkhidmat kepada rakyat. Angkat derajatnya, minimalkan ambisi dan kepentingan pribadi.

Taatlah pada konstitusi. Jangan rekayasa aturan demi kepentingan. Pejabat layaknya pengatur lalu lintas, mengatur aliran duit yang semestinya bermuara pada terangkat martabat rakyat.

Efisiensi kalau dipahami dan dimengerti terhadap situasi tentu bisa diterima dengan lapang dada. Efisiensi yang terjadi sudahkah dilakukan komunikasi intens. Kalau itu dilakukan apakah semua lini ikut program efisiensi. Kalau ternyata ada sebagian yang masih tak tersentuh program efisiensi tentu menimbulkan rasa tidak adil, berakibat kotraproduktif. Berterus teranglah bila negara sedang bokek, terapkan dan ajak semuanya untuk berhemat kencangkan ikat pinggang. Sampaikan dengan komunikasi efektif, tanpa buzzer bayaran.

Ditengah upaya efisiensi timbullah danantara. Yang digadang-gadang bisa menghimpun dan mengelola dana ribuan trilyun. Apakah tidak cukup dengan lembaga yang sudah ada untuk menghimpun dan mengelola dana. Kalau dana sudah terkumpul bagaimana pengelolaan dan pengawasannya.

Tidakkah belajar dari kasus Jiwasraya dan Asabri tentang kelolaan dana, yang diharapkan berkembang ternyata buntung, musnah. Kalau misal danantara juga buntung selagi dana yang terkumpul super jumbo, yang menderita bisa seluruh rakyat.

Agar duit bermanfaat untuk sebagian besar rakyat biarlah lembaga-lembaga negara berperan baik sebagaimana mestinya. Lembaga-lembaga negara sesuai Undang Undang Dasar 1945 sebelum dilakukan amandemen. Ide dan ambisi pribadi letakkan pada koridor konstitusi. Berbahaya bila kelolaan duit negara didasarkan pada pribadi penguasa. Apalagi penguasa yang labil secara psikologis. Akibat trauma masa lalu ataupun sifat psikologis yang kurang baik.

Saatnya rakyat sadar akan haknya untuk naik derajat kesejahteraan melalui kelolaan duit negara yang baik dan bertanggung jawab. Saatnya rakyat waspada terhadap aliran duit untuk memuluskan keinginan pribadi dan golongan yang membahayakan kepentingan negara.